TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tak ingin ambil pusing soal ancaman Koalisi Buruh Bersatu Nasional yang menarik dukungan kepada Prabowo Subianto lantaran dinilai lepas tangan membela Arief Poyouno.
Arief saat ini menjabat wakil ketua umum Partai Gerindra.
Fadli menilai itu hanya klaim sepihak.
"Barisan buruh yang mana? Kami selalu berjuang bersama dengan buruh, bukan dengan orang per-orang. Tapi karena idealisme dan juga kemaslahatan bagi kaum buruh," kata Fadli kepada wartawan di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Ketua Koalisi Buruh Bersatu Nasional Tri Sasono mengaku kecewa dan prihatin atas lepas tangannya Gerindra terhadap polemik terhadap PDI Perjuangan dengan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono.
"Coba aja di cek siapa di belakangnya," kata Fadli.
Baca: Dilaporkan ke Polisi, Waketum Gerindra Bilang Sudah Klarifikasi dan Minta Maaf
Diketahui, polemik ini berawal saat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyindir Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang berambisi jadi presiden karena menyinggung ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen sebagai lelucon.
Tri menyebut, Arief Poyuono merupakan tokoh buruh, tetapi justru dikhianati Partai Gerindra terkait pernyataannya yang membela marwah partai dan Ketua Umum Gerindra.
Tri melihat laporan hukum oleh PDIP, lepas tangan Gerindra yang tak membela tokoh buruh.
Hal ini menjadi keheranan, karena Arief selama ini dinilai selalu membela dan memperjuangkan Gerindra.
Menurutnya, salah satu contoh saat Pileg dan Pilpres 2014, sebagian buruh merapatkan barisan untuk mendukung Gerindra dan Prabowo Subianto.
Dukungan ini tak lepas dari imbauan dan konsolidasi yang dilakukan Arief Poyuono.
Lebih lanjut Tri mengancam akan menarik dukungan kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
"Mulai hari ini dengan melihat ketidakberpihakan Prabowo dan Gerindra kepada Arief Poyuono selaku kawan kami dan pejuang kami, maka kami menarik semua dukungan dari Partai Gerindra dan Prabowo," kata Tri.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, perbandingan lain ketika sikap Gerindra makin jelas ketika tak mengadvokasi para buruh yang sedang 'dikriminalisasi' saat aksi menolak Peraturan Pemerintah 78 tahun 2015.
"Kami serukan pada kawan-kawan buruh seluruh Indonesia untuk tidak lagi mendukung dan memilih Gerindra dan Prabowo pada Pemilu 2019," kata Tri.