News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demokrat Minta Polisi Proaktif Usut Ucapan Victor LAiskodat yang Diduga Menghasut Warga

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat, Imelda Sari di Hotel Panghegar, Selasa (28/6/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Demokrat meminta polisi untuk proaktif melihat ucapan Ketua Fraksi Partai NasDem Victor Laiskodat yang menimbulkan polemik.

Lewat sebuah video yang beredar, Victor berpidato dan dianggap memprovokasi warga Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menyebut sejumlah partai politik yang mendukung ekstimisme dan khilafah.

"Ada baiknya kepolisian pro aktif atas upaya yang menghasut warga dan bisa menimbulkan gesekan karena SARA dari oknum pengurus parpol tertentu di NTT!" kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda SariI lewat akun Twitter @isari68, Jumat (4/8/2017).

Menurutnya, Victor yang berstatus seorang pengurus parpol tertentu sangat tidak pantas menuding partai lainnya dengan alasan akan membuat khilafah di NTT.

"Jangan gara-gara urusan Pilkada NTT, anda merasa paling nasionalis dan menuding partai lain akan bikin negara khilafah. Itu sikap arogan dan preman!" katanya.

"Ujaran kebencian yang dilakukan Victor Laiskodat, Ketua Fraksi Nasdem ini membahayakan persatuan, kesatuan dan kebhinnekaan," kata Imelda.

Diberitakan sebelumnya, potongan video Viktor menyebar ke sejumlah group Whatsapp dan sosial media lainnya.

Video berdurasi dua menit lima detik ini, Viktor menyebut empat partai politik berada di belakang kelompok ekstremis dan gerakan khilafah yang ingin mengganti NKRI.

"Kelompok-kelompok ekstrimis ini ada mau bikin satu negara lagi, mereka ingin mengganti negara dengan khilafah. Celakanya partai-partai pendukungnya itu ada di NTT juga," kata Viktor dikutip dari video tersebut.

Dirinya lalu menyebut sejumlah partai yang berada di belakang ekstremis dan gerakan pro khilafah.

"Partai nomor satu Gerindra, partai nomor dua itu namanya Demokrat, partai nomor tiga itu PKS, partai nomor empat namanya PAN," kata Viktor. Hingga berita ini dihimpun, Viktor belum memberikan klarifikasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini