TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Telegram Pavel Durov menegaskan pihaknya tidak akan memberikan atau membuka kunci enkripsi.
Durov mengatakan kesepakatan yang dibangun dengan Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah mengenai moderasi dan identifikasi konten terorisme di telegram untuk ditutup.
"Alasan tunggal saya datang ke sini adalah hanya diskusi mengenai moderasi dan identifikasi penutupan konten. Tidak ada yang berubah mengenai enkripsi di sini," kata Durov dalam sesi tanya jawab dengan wartawan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Durov mengatakan mereka tentu saja tidak akan membuka kunci enkripsi. Kata Durov, Telegram dibangun untuk seratus persen privat.
"Bagi kami untuk bahkan tidak terpikirkan," kata dia.
Durov bahkan menegaskan dirinya tidak akan berada di Jakarta jika ada permintaan untuk membuka kunci enkripsi tersebut.
"Jika saya menerima permintaan yang berhubungan dengan hal itu, saya tidak akan berada di sini hari ini. Memuka kunci enkripsi bukanlah sesuatu yang saya ingin diskusikan dengan pemerintah," tukas Durov.(*)