Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain menyelenggarakan pendidikan penguatan karakter, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kini tengah merevitalisasi peran Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam menyiapkan tenaga siap kerja di Indonesia.
Salah satu fokus Muhadjir adalah meningkatkan kompetensi guru SMK.
Bahkan ia berencana akan mewajibkan guru SMK menguasai minimal dua mata pelajaran, terutama mapel teknis yang berkaitan dengan keahlian yang harus dimiliki siswa SMK yang bersangkutan.
Rencananya pada tahun 2017 ini akan ada 40 ribu yang disekolahkan agar menguasai mape teknis.
"Masalahnya di SMK hanya 22 persen guru yang menguasai mapel teknis, sisanya mapel adaptif dan dasar. Mapel adaptif seperti matematikan, bahasa Indonesia, dan lain-lain. Dan mapel dasar seperti Pendidika Pancasila dan Kewarganegaraan dan lain-lain," ungkapnya di Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Muhadjir mengatakan saat ini sudah ada 12.740 guru mapel adaptif yang disekolahkan untuk menguasai mapel teknis di SMK.
Mendikbud juga rencana itu juga digunakan untuk mengatasi masalah banyaknya guru yang kesulitan mendapatkan tunjangan profesi karena tidak memenuhi jam kerja 24 jam seminggu dan akan ditingkatkan menjadi 40 jam sehari.
"Karena mapel adaptif sedikit sekali alokasi waktunya maka banyak guru yang kesulitan meraih jam kerja minimal dan berimbas pada pendapatan tunjangan profesi. Semiga dengan menguasai minimal dua mapel itu bisa teratasi," terangnya.
Muhadjir juga memperkuat kerjasama SMK dengan dunia usaha.
Bahkan ia mendorong SMK untuk dapat menghasilkan barang terstandar dunia industri dan bisa dipasarkan.
"Kegiatan belajar mengajar SMK sebanyak 60-70 persen harus berhubungan dengan dunia usaha. Setiap SMK nantinya harus ada 'teaching factory' dan bisa memproduksi dan memasarkan barang terstandar industri," pungkasnya.