TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menristekdikti, Muhammad Nasir mengaku ingin membuka program studi kemaritiman di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Pembukaan ini menyusul minimnya tenaga ahli di bidang kelautan di Indonesia.
"Padahal semua tahu luas wilayah laut Indonesia itu 2/3 dari luas negara ini, sementara tenaga masih belum ada," ucapnya usai membuka Rakerda APTISI Jatim di Hotel Majapahit, Surabaya, Sabtu (16/9/2017).
Ia berkeinginan membuka program kemaritiman, satu diantaranya adalah Hukum Kelautan yang dinilai layak menjadi bagian penting dalam mengatur laut secara yuridis.
"Indonesia sering kalah saat bertikai dengan negara lain berkaitan dengan kelautan, karena tenaga yang ahli di bidang kelautan masih minim," ucap mantan Rektor Universitas Diponegiro ini.
Oleh karena itu, Muhammad Nasir membuka beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang khusus mempelajari berbagai hal mengenai kelautan.
Banyak ini perguruan tinggi kelautan, kata dia, salah satunya politeknik nusa utara yaitu berbasis pada kemaritiman yang terletak di perbatasan sulawesi utara dengan philipina.
Sudah dibuka juga di Maluku Tenggara namanya yaitu Politeknik Perikanan Tual Kemaritiman.
Pembukaan perguruan tinggi di bidang kelautan, menurutnya sebagai langkah penting dalam memunculkan tenaga ahli di bidang kelautan.