TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah akun media sosial (medsos) dari satuan-satuan yang berada di bawah TNI Angkatan Darat (AD), pada hari Minggu (17/9), mengunggah video pembacanaan puisi oleh penyair Taufik Ismail, terkait komunis.
Salah satu akun yang mengunggah video Taufik Ismail, adalah akun Facebook 'Penerangan Kostrad.'
Di akun tersebut diunggah video Taufik Ismail, saat membacakan puisi di Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 pada 2016 lalu.
Sang admin akun menuliskan "Dahsyaat...! Hanya dengan puisi saja, seorang Taufik Ismail dapat membuat anak-anak PKI keluar dari sarangnya, membuka topeng-topengnya dan menunjukkan sifat aslinya. Apakah masih akan dibantah sekarang, bw PKI ada di tengah2 kita."
Video tersebut berisi pembacaan puisi oleh penyair lulusan Universitas Indonesia (UI) itu, terkait kegagalan komunis.
Dalam video singkat itu terlihat bagaimana Taufik Ismail yang tengah membacakan puisi, disoraki oleh sejumlah peserta simposium karena dianggap provokatif.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Arm Alfret Denny Tuejeh, saat dihubungi Tribunnews.com, mengakui bahwa video berisi pembacaan puisi oleh Taufik Ismail itu, penting untuk diketahui masyarakat banyak.
Antara lain untuk mengingatkan khalayak, terkait potensi bahaya PKI yang masih mengancam.
"Pembacaan puisi oleh Taufik Ismail itu salah satu contohnya. Tanpa sadar akhirnya terbuka. TNI AD menghimbau masyarakat untuk terus waspada terhadap bangkitnya komunis gaya baru," ujarnya.
Baca: Polisi Temukan Sejumlah Nama Terkenal Terkait Saracen, Siapa Ya?
Ia mengingatkan bawha sejarah sudah membuktikan, apa yang mampu dilakukan oleh kelompok pengusung ideologi komunis, dan hal tersebut harus jadi pelajaran untuk semua pihak, bahwa di Indonesia tidak ada ruang bagi ideologi terlarang itu.
Masyarakat juga harus bisa mengenali jika ada yang coba membangkitkan kelompok tersebut, dan ikut mengantisipasinya.
"Masyarakat perlu tahu agar bisa mengantisipasi kalau ada gerakan-gerakan yang bertujuan membangkitkan kembali paham komunis itu di Indonesia," katanya.