TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Utara menemukan fakta bahwa bibit-bibit radikalisme tumbuh subur di kalangan anak muda Sumatera Utara.
"Sekarang kita mendapatkan banyak data, khususnya di kalangan anak-anak muda, mahasiswa khususnya dan juga ada juga pelajar," ujar Ketua FKPT Sumatera Utara, Zulkarnain Nasution, pada acara FGD tentang kontra-radikalisme yang dilaksanakan Tim Subsatgas Banops Humas Polri di Polrestabes Medan, Jln HM Said, Medan, Sumatera Utara, Senin (19/9/2017).
Kasus pengaruh radikalisme terparah yang ditemukan oleh FKPT adalah terjadi pada seorang perempuan belia berumur 19 tahun.
Bahkan di dalam laptop perempuan tersebut, FKPT menemukan daftar orang-orang yang akan dibunuh olehnya.
"Kemudian sudah ada program dan perencanaan bagaimana melakukan eksekusi mati dan pembunuhan massal kepada masyarakat," papar Zulkarnain.
Melihat potensi tersebut, FKPT akhirnya melakukan pendekatan terhadap anak perempuan tersebut.
Akhirnya anak tersebut diserahkan kepada Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT). Hasilnya banyak anak lain yang mengikuti program deradikalisasi oleh FKPT.
"Ternyata sekarang sudah ada empat orang dari mereka yang sudah bersedia mengikuti program deradikalisasi yang dilakukan oleh FKPT Sumatera Utara," jelas Zulkarnain.
Seperti diketahui, wilayah Sumatera Utara sempat mendapatkan serangan dari teroris.
Pos penjagaan di Markas Polda Sumatera Utara sempat diserang dua orang yang diduga pelaku terorisme, Minggu (25/6/2017).
Akibat serangan tersebut satu polisi gugur setelah ditikam pelaku, sedangkan satu pelaku penyerangan tewas setelah ditembak polisi, satu pelaku lainnya kritis.