News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Film G30S

Menhan Mengaku Malas dan Bosan Masih Saja Ada yang Ribut Soal PKI

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agar tidak ada lagi keributan antara kelompok yang mengaku anti komunis dengan kelompok yang dituduh pro komunis, menurut Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu, semua pihak harus menahan diri.

Tidak boleh satu pihak pun memancing pihak lain membuat keributan.

"Makanya saya bilang, yang simpatisan-simpatisan itu, sudah lah tidak usah cari gara-gara, jangan mancing-mancing, yang dulu dulu, sudah," ujarnya kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2017).

Menhan menyebut terkait peristiwa 1965, di mana Partai Komunis Indonesia (PKI) dianggap melakukan pemberontakan, yang berujung pada presekusi terhadap kader dan simpatisan PKI, pasti ada pihak yang disalahkan. Hal tersebut menurutnya tidak perlu dipermasalahkan lagi.

"Pasti ada yang salah, yang benar dulu, yang berontak pasti salah tidak usah dihadapkan, benar-benaran lagi. Kalau diungkit-ungkit, ada reaksi lain. Sudah jangan diungkit-ungkit lagi, mari kita bangun bangsa ini, negara ini," tegasnya.

"Saya ini malas, bosan saya, ribut ribut nggak jelas itu," katanya.

Keributan antara kelompok yang mengaku anti komunis dengan kelompok yang dituduh oleh anti komunis itu sebagai kelompok pro PKI, terjadi pada hari Minggu kemarin (17/9), di gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Massa yang terdiri dari ribuan orang, memaksa masuk ke gedung. Mereka menuduh di gedung tersebut tengah digelar acara, yang digagas oleh kelompok pendukung komunisme. Massa akhirnya bisa diusir, setelah Polisi mengambil tindakan tegas pada Senin (18/9) dini hari.

Baca: Masih Lemah dan Terbaring, Setya Novanto Belum Bisa Diajak Bicara

Pada hari Minggu kemarin di gedung YLBHI memang digelar acara, yang digelar untuk merespon kebijakan polisi yang membubarkan acara diskusi di tempat yang sama sehari sebelumnya. Diskusi yang dibubarkan Polisi itu, adalah diskusi yang menghadirkan korban-korban peristiwa 1965.

Ryamizard Ryacudu yang juga merupakan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu, mengajak semua pihak untuk menutup lembaran kelam republik ini terkait peristiwa 30 September 1965, dan bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi.

"Jangan kita bicara itu lagi, tutup buku tentang PKI, tutup buku. Mari kita ke depan, jangalah ini lah, HAM lah, bubarkan (komando) teritorial lah, ini mancing-mancing namanya, ya, tidak boleh. Sudah lah, diam semua, tutup buku, buat yang baru, mari kita bangun negara ini, mari kita bela negara," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini