TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta publik tidak mempersepsikan meningkatnya aktivitas Gunung Agung sebagai sesuatu hal yang dahsyat dan mematikan.
Persepsi tersebut, menurut Made, dapat mengganggu sektor pariwisata serta kehidupan masyarakat Bali.
"Jangan dipikir ini dahsyat betul sehingga menjadi semacam ancaman bagi pariwisata dan kehidupan masyarakat Bali," ujar Made di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (28/9/2017).
"Kadang di berita itu gede-gede banget, seram-seram banget. Menurut saya sih enggak seseram itu," kata dia.
Ia mengatakan, berdasarkan letak geografisnya, Gunung Agung berada cukup jauh dari kepadatan populasi penduduk Bali.
Baca: Ini 5 Informasi Hoaks soal Gunung Agung yang Meresahkan Warga
Dari 78 desa yang berada di Kabupaten Karangasem, hanya 14 desa yang terdampak langsung sejauh ini.
Artinya, masih ada 64 desa yang dinyatakan sebagai zona aman untuk penduduk dan wisatawan.
Selain itu, jika Gunung Agung meletus, dampaknya diperkirakan hanya sejauh 12 kilometer dari gunung. Hanya dampak dari debu vulkanik yang kemungkinan lebih dari 12 kilometer.
Sejauh ini, Made bersyukur bahwa sektor pariwisata tidak terganggu akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung.
"Pariwisata masih penuh (wisatawan). Pesawat penuh, hotel juga tetap penuh. Saya kira mereka melihat apa yang terjadi di Bali. Hanya saja yang saya anjurkan, jangan mendekati tempat berbahaya. Itu saja," ujar Made.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Gubernur Bali Nilai Kondisi Gunung Agung Tak Seseram yang Diberitakan