TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra melaksanakan kegiatan nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Pemutaran film yang dimulai sekira pukul 19.30 wib ini juga dihadiri oleh anak-anak SD.
Dari pantauan Tribunnews.com, terlihat sejumlah anak-anak ikut menyaksikan film kontroversial tersebut.
Anak-anak tersebut datang didampingi para orang tua.
Padahal dalam film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI beberapa kali terdengar kata-kata yang kurang pantas didengarkan.
Simbol-simbol PKI seperti palu arit juga terlihat dibeberapa bagian scene film serta adegan-adegan sadis pembunuhan 7 Jenderal tanpa sensor.
Diseret secara paksa, ditembak di depan anak-anak merupakan contoh adegan sadis dalam film tersebut.
"Saya sengaja mengajak anak saya nonton agar mengetahui sejarah. Saya juga beritahu anak saya tentang film ini sebelumnya," kata orang tua yang mengajak kedua putrinya, Ratna.
Baca: Amien Rais Berharap Tak Ada Diskriminasi Anak dan Cucu Anggota PKI
Kegiatan nonton bareng dilakukan di halaman kantor DPP Partai Gerindra, di Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (29/9/2017).
Tidak nampak petinggi partai Geindra yang hadir.
Meski sempat gerimis, penonton yang berasal dari warga sekitar kantor DPP Partai Gerindra tetap antusias menyaksikan film yang berdurasi lebih dari 1,5 jam.
Diketahui sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tidak menganjurkan siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) menonton film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Muhadjir mengatakan, film buatan tahun 1984 itu diperuntukkan bagi penonton usia tertentu, yakni untuk usia 14 tahun ke atas, sehingga siswa SD hingga SMP awal tidak dianjurkan menonton.
Film berjudul "Penghianatan G30S/PKI" yang disutradarai oleh Arifin C Noer selama era Orde Baru (ORBA) menjadi tontonan yang wajib diputar setiap 30 September.
Namun, memasuki masa reformasi, film tersebut akhirnya berhenti tayang di layar kaca.
Hingga kini film Pengkhianatan G30S/PKI tak pernah lagi diputar.