TRIBUNNEWS.COM, BALI - Hingga Minggu (1/10/2017), aktivitas Gunung Agung masih dinyatakan level IV alias awas. Artinya ,Gunung Agung masih dalam keadaan kritis.
Kepada Tribun Bali, Kabid Mitigasi Gunungapi PVMBG Kementerian ESDM I Gede Suantika menjelaskan, hingga saat ini kegempaan masih fluktuatif.
“Kegempaan sudah, ukuran lab deformasi masih menunjukan adanya penggemukan. Kemudian, asap soflatara sampai saat ini belum terlihat. Tapi, terakhir perkembangannya memang berubah dari tanggal 13 September sampai hari ini,” Jelas Suantika, Minggu (1/10/2017).
Jika berkaca pada letusan Gunung Agung tahun 1963, Suantika mengatakan ketika itu gempa terasa selama tiga hari terakhir sebelum akhirnya meletus. Namun, kondisi Gunung Agung saat ini, gempa telah terasa hampir 15 hari.
“Itu mungkin yang membedakan,” kata Suantika.
Baca: Harap-harap Cemas Jika Gunung Agung Meletus
Selain itu, pada letusan tahun 1963, sempat terjadi gempa berkekuatan 4,7 SR. Hingga saat ini, gempa terbesar hanya berkekuatan 4,2 SR. Suantika menjelaskan, dirinya memprediksi tekanan magma hingga saat ini masih tetap, tetapi kekuatan batuan di permukaan semakin melemah.
“Itu yang kami khawatirkan,” ujar Suantika.
Ia menjelaskan, jika saat ini Gunung Agung meletus, maka gempa-gempa akan lebih dominan dibandingkan saat letusan 1963.
“Memang kondisinya berbeda dibandingkan letusan 1963. Jika nanti Gunung Agung meletus, prekusor tentunya akan lebih banyak di sini. Prekusor itu tanda letusan berupa gempa-gempa terasa cukup lama. Cukup aneh juga,” ulas Suantika.
“Mungkin nanti kalau awal letusan sama. Walaupun sama, Gunung Agung kan lama tidak meletus. Sekali meletus pembuka, memungkinkan ada lontaran batuan-batuan berpasir sejauh 6 km radial. Diprediksi akan luar biasa,” paparnya.
Pemerintah Kabupaten Karangasem kembali merilis daerah yang masuk kawasan rawan bencana erupsi Gunung Agung.
Dari 78 desa/kelurahan di Karangasem, 28 desa ataupun kelurahan dinyatakan masuk kawasan rawan bencana.
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika menjelaskan, daerah yang kena dampak jika erupsi Gunung Agung bertambah satu desa lagi, yakni Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
"Desa Bungaya Kangin masuk daerah rawan," cetus Pastika, Minggu (1/10/2017).
Baca: Rekahan Selebar 900 Meter di Kawah Gunung Agung Diprediksi Jalur Keluarnya Fluida
28 desa yang masuk kawasan rawan bencana tersebar di enam kecamatan. Di Kecamatan Kubu ada Desa Tulamben, Kubu, Dukuh, Baturinggit, Sukadana, Ban, dan Tianyar.
Kecamatan Abang ada Desa Pidpid bagian atas, Nawakerti, Kesimpar, Datah, dan Ababi bagian atas.
Kecamatan Karangasem ada Kelurahan Subagan selain Desa Adat Jasri, Kelurahan Padang Kerta kecuali Desa Adat Peladung dan Desa Adat Temaga, dan Kelurahan Karangasem yang berdekatan dan dialiri Tukad (sungai) Janga.
Kecamatan Bebandem ada Desa Buana Giri, Budekeling dekat sungai embah api, Bebandem bagian atas, Desa Jungutan, dan Desa Bungaya Kangin.
Kecamatan Rendang ada Desa Besakih, Desa Pempatan bagian atas, serta Desa Menanga bagian atas seperti pemuteran dan sekitar.
Untuk Kecamatan Selat sebanyak lima desa, yakni Desa Duda Utara, Desa Amerta Bhuana, Desa Sebudi, Desa Peringsari bagian atas seperti Lusuh dan Padang Aji, serta Desa Muncan bagian atas seperti Pejeng dan berapa banjar di daerah sekitarnya. (Putu Candra)