TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Tidak hanya seorang prajurit terlatih yang bisa melakukan free fall atau terjun bebas gaya militer. Pada perayaan HUT TNI ke 72, yang digelar di dermaga Indah Kiat, Cilegon, Provinsi Banten, Kamis (5/10/20177) kemarin, kelompok penerjun dari Kopassus TNI AD, juga membawa serta anjing terlatih jenis herder.
Tidak main-main, enam ekor anjing yang masing-masing di bawa oleh seorang prajurit Kopassus TNI AD, diterjunkan dari ketinggian 8000 feet, atau sekitar 2.438 meter.
Di hadapan para pejabat yang hadir, termasuk Presiden RI. Joko Widodo, Panglima TNI. Jendral TNI. Gatot Nurmantyo, serta pejabat militer dari negara sahabat, anggota Kopassus dan anjing mereka, mendarat dengan selamat.
Penerjunan tersebut dilakukan dalam sebuah adegan simulasi penyerbuan oleh satuan-satuan elit TNI, termasuk Kopassus. Saat sang prajurit berhasil mendarat dengan selamat berikut anjing yang terikat di tubuh mereka, sang prajurit langsung melepas ikatan anjing.
Setelah ikatan dilepaskan, anjing-anjing tersebut hanya berdiri dengan tenang, sementara sang penerjun sibuk merapihkan payung dan senjata.
Beberapa saat kemudian setelah payung berhasil dilipat dan senjata sukses disandang, anjing-anjing tersebut langsung diperintahkan untuk memburu anggota TNI, yang berperan sebagai penjahat.
Salah satu anjing yang ikut simulasi, bisa dengan mudah masuk ke dalam mobil jenis SUV, yang dalam simulasi tersebut mobil itu berperan sebagai mobil pengangkut penjahat.
Anjing berwarna kuning keemasan dan hitam itu, berhasil menyerang sang penjahat di dalam mobil, sampai seorang anggota Kopassus tiba, dan memerintahkan sang anjing untuk berhenti menyerang.
Dikutip dari siaran pers resmi Kopassus, peragaan tersebut adalah yang pertama kalinya di Indonesia. Menurut salah seorang penerjun, Sertu Teddi M. Romdhon, terjun dari ketinggian sembari membawa anjing, bukanlah suatu hal yang mudah. Antara lain sang penerjung harus bisa menjinakan satwa tersebut di ketinggian.
"Sebelumnya kami harus menyatu dengan satwa yang akan kita bawa untuk terjun, sehingga dalam pelaksanaan latihan sehari-hari, kita ajak satwa itu untuk bermain-main dan bercengkerama. Ini adalah salah satu cara berkomunikasi dengan satwa, sehingga pada saatnya nanti satwa yang akan kita ajak terjun sudah familiar dengan penerjunā€¯, ujarnya.