News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cucu Pahlawan Asal Sulut Ikut Tersinggung dengan Pidato 'Pribumi' Anies Baswedan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan arahan kepada pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Selasa (17/10/2017). Kegiatan pada hari pertama resmi menjadi gubenur tersebut merupakan bagian dari perkenalan dengan birokrat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Warta Kota/henry lopulalan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jack Boyd Lapian, cucu pahlawan asal Sulawesi, Bernard Wilhelm Lapian, ikut melaporkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ke Bareskrim Polri tadi malam, Selasa (17/10/2017).

Jack mengaku tersinggung atas pidato Anies di Balai Kota yang menyinggung tentang pribumi. Dirinya tersinggung karena Anies sebagai gubernur telah mengkotakkan antara pribumi dan nonpribumi.

"Sangat (tersinggung) ya, karena biar gimana pun, kakek saya bukan hanya harta yang diserahkan tapi juga jiwa raga tapi nyawanya untuk kemerdekaan RI. Beliau juga sebagai gubernur kedua Sulawesi setelah Sam Ratulangi, kalau sekarang saya melaporkan gubernur, wajar. Apakah beliau (Anies) sudah jadi Pahlawan?

Jack yang keturunan Belanda merasa tersinggung karena dirinya merasa sudah jadi bagian dari Indonesia. Sementara omongan Anies menjadi memisahkan antara golongan pribumi dan non pribumi.

"Kebetulan saya keturunan Belanda, jadi kalo dibilang non pribumi, saya pun non pribumi. Terkait dengan bahasa beliau bicara mengenai pribumi yang dulu kalah, sekarang pribumi harus menang. Ini pribumi yang mana, pribumi Arab, Cina atau pribumi yang betul asli Indonesia," tegas Jack.

Boyd melaporkan Anies dengan Laporan Polisi Nomor: LP/1072/X/2017/Bareskrim. Dalam laporan itu Anies dilaporkan karena dugaan tindak pidana diskriminatif ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Huruf B ke-1 dan 2 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Pada saat menyampaikan pidato politik, Senin (16/10/2017) malam, Anies menceritakan sejarah panjang Republik Indonesia yang terjadi di Jakarta, seperti Sumpah Pemuda, perumusan garis besar Republik Indonesia, hingga proklamasi kemerdekaan.

Anies mengatakan, setiap sudut di Jakarta menyimpan sejarah, sejak era Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, hingga Jakarta yang merupakan kisah pergerakan peradaban manusia.

Menurut Anies, berakhirnya penjajahan yang pernah terjadi di Jakarta selama ratusan tahun harus dijadikan momentum bagi pribumi melakukan pembangunan dan menjadi tuan rumah yang baik.

"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan (dijajah). Kini telah merdeka, saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujar Anies, Senin malam.

Kemerdekaan di Indonesia, kata Anies, direbut dengan usaha sangat keras sehingga alam kemerdekaan harus dirasakan semua warga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini