News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suap Pejabat BPK

Dituntut 2 Tahun Penjara, Mantan Irjen Kementerian Desa PDTT Bacakan Nota Pembelaan Pribadi

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Irjen Kemendes PDTT Sugito bersiap menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Jumat (21/7/2017). Sugito diperiksa sebagai tersangka kasus suap pejabat BPK terkait pemberian opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) di Kemendes PDTT. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Terdakwa mantan Inspektur Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Sugito akan membacakan nota pembelaan pribadi atau pledoi terkait kasus yang membelitnya, di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (18/10/2017).

Sugito sebelumnya dituntut pidana penjara dua tahun dan denda Rp 250 juta subsdiair enam bulan kurungan.

Sugito dinilai terbukti menyuap Auditor Utama Keuangan Negara III BPK RI Rochmad Saptogiri Rp 240 Juta.

Uang pelicin itu diberikan agar Kementerian Desa mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan tahun 2016.

Baca: Penyidik KPK Periksa Saksi dan Tersangka Suap BPK

Selain Sugito, terdakwa bekas kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan pada Inspektorat Jenderal Kemendes PDTT, Jarot Budi Prabowo juga akan membacakan nota pembelaan pribadi. Djarot sebelumnya dituntut penjara 2 tahun dan denda Rp 200 juta subsidairr enam bulan kurungan.

Pada sidang tuntutan sebelumnya, Sugito dan Djarot dinilai melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang tindak pemberantasan tindak pidana korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke (1) KUHPidana jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Menurut jaksa, kedua terdakwa secara sengaja memberikan uang adar Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian pada tahun 2017 untuk tahun anggaran 2016.

Kedua terdakwa dinilai tidak mendukung program Pemerintah dalam dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dari kolusi, korupsi dan nepotisme.

Sementara hal yang meringankan adalah terdakwa mengaku dan berterus terang di pengadilan dna menyesali perbuatannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini