TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material (PTM) bekerjasama dengan PT. Zenith Allmart Precisindo meluncurkan produk alat kesehatan berupa Implan tulang biometalik berbahan stainless steel tipe 316L (SS 316L) di Shangri-La Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/10/2017).
Produk dari bahan baku lokal ini merupakan inovasi pertama di Indonesia, hasil sinergi para perekayasa dengan kalangan industri.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden no 6 tahun 2016, tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, dimana BPPT terus mendorong penguasaan teknologi dan inovasi dalam bidang farmasi dan alat kesehatan.
Baca: Din Syamsuddin akan Jalankan Tugas Jokowi Mulai dari Dalam Negeri
Kepala BPPT Unggul Priyanto, menjelaskan pihaknya bekerjasama dengan PT. Zenith Allmart Precisindo berhasil melakukan rekayasa teknologi material melalui pengembangan teknologi pembuatan medical grade stainless steel 316L.
Hasil tersebut merupakan pemaduan dan pemurnian bahan baku lokal feronikel produk PT. Aneka Tambang di Pomala, Sulawesi Tenggara.
“Stainless steel 316L yang dihasilkan, kualitasnya setara dengan material Implan tulang import, yakni setara dengan produk Synthes ex Switzerland. Inovasi ini juga telah memenuhi Implant Quality ASTM F138 dan uji medis dengan in vitro dan in vivo,” papar Unggul Priyanto Implan tulang biometalik berbahan stainless steel tipe 316L (SS 316L) di Shangri-La Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/10/2017).
Unggul juga menjelaskan bahwa produk alat kesehatan Implan tulang tipe 316L (SS 316L) ini diproduksi secara massal dan komersil di PT. Zenith Allmart Precisindo yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Lebih lanjut, Unggul memaparkan bahwa pembuatan implan tulang ini menggunakan teknologi mass production investment casting dan gas diffuser.
Sehingga, produk dengan kekuatan mekanik yang konsisten diatas standar minimum yang dipersyaratkan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini kebutuhan terhadap alat kesehatan implan tulang dalam hal penyelenggaraan jaminan kesehatan, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Untuk itu pihaknya terus menggenjot pengembangan produk yang berkualitas dan murah melalui pengembangan industri alat kesehatan dalam negeri.
Baca: Menhan Serukan Negara-negara ASEAN Tetap Kompak
“Dukungan insentif ini harus terus diberikan, karena teknologi implan tulang semakin maju, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bedah orthopedi traumatik, namun juga untuk kebutuhan yang lebih advance seperti rekonstruksi tulang, sehingga diperlukan pengembangan-pengembangan teknologi lebih lanjut,” tegas Unggul Priyanto.
Kedepan, harapan Unggul, agar setelah mendapatkan sertifikat produksi dan ijin edar, dilanjutkan untuk pendaftaran pada e-katalog sehingga alat kesehatan implan tulang produk dalam negeri ini dapat dibeli secara online.
“Kami sangat mendorong agar produk ini dapat digunakan oleh para tenaga ahli medis orthopedi baik di rumah sakit-rumah sakit pemerintah maupun swasta. Untuk itu butuh sinergi dari seluruh pemangku kepentingan,” papar Unggul.
Ia pun menilai bahwa pentingnya memotobasi para ahli medis untuk menggunakan produk dalam negeri.
“BPPT ingin agar produk implan tulang traumatik berbahan stainless steel 316L ini, menjadi awal bagi kebangkitan industri alat kesehatan yang berbasis pada manufaktur dan bahan baku lokal,” terang Unggul.