TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengaku baru saja melaporkan kepada Presiden Joko Widodo terkait usulan LIPI yang ingin menamakan burung endemik Pulau Rote menggunakan nama Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
“Saya hari ini melaporkan temuan jenis burung baru kepada Bapak Presiden dan akan segera menggelar rapat dengan LIPI,” ujar Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/10/2017).
Berdasarkan informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, burung tersebut ditemukan oleh peneliti LIPI, Dewi M Prawiradilaga.
Burung tersebut pertama kalinya ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur dengan deskripsi burung berbobot tubuh sebesar 32,23 gram, panjang tubuh dari paruh hingga ekor 17,2 cm dan panjang paruh 1,79 cm.
Baca: Nama Iriana Diajukan ke Jokowi untuk Nama Baru Burung Endemik di NTT
Burung yang termasuk dalam family Meliphagidae itu memiliki bentangan sayap 1,72 cm dan panjang sayap 5,8 cm.
Kemudian panjang ekor 3,7 cm dan tinggi kaki 1,67 cm.
Burung ini memiliki paruh berwarna hitam, warna mata cokelat gelap, warna kaki dan jari hitam dengan bantalan kuku warna kuning.
Dari kepala hingga dada atas dan tengkuk berwarna merah darah, warna kekang hitam dan garis hitam tipis di sekeliling mata, pita hitam pada pertengahan dada dan secara gradual menjadi warna abu-abu dengan sapuan warna zaitun pada dada bawah, perut, paha dan sekitar tungging.
Selain itu, punggung dan ekor burung ini memiliki warna hitam, serta pertengahan punggung sampai tunggir berwarna merah dan sayap berwarna hitam bercampur abu-abu gelap.
Burung ini sering bersuara sambil terbang.
Burung jenis ini memilki habitat di hutan, semak-semak, kebun dan pohon yang berbunga.
Terkadang bisa dijumpai memakan nectar pada bunga pohon jati di sekitar perkampungan.