Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Reksp Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa pekan terakhir, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) rutin melakukan penyerangan terhadap aparat di Papua.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto, mengakui ada peningkatan intensitas penyerangan di Papua.
"Di sana ekskalasinya cukup meningkat, apakah itu unsur kesengajaan dari kelompok-kelompok radikal itu, bagian dari mengganggu pelaksanaan Pilkada itu, kita waspadai semua," ujar Wiranto usai memimpin rapat soal pengamanan Pilkada, di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).
Baca: Korea Utara Tepis Berita Soal Uji Nuklir yang Tewaskan 200 Orang
Ia memastikan, pemerintah akan berusaha agar kelompok-kelompok tersebut tidak mengganggu keamanan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar Juli tahun depan dan perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pangdam Cendrawasih, Mayjen TNI Elnadus Supit, dalam kesempatan yang sama mengakui bahwa ada peningkatan intensitas penyerangan di Papua.
Ia menganggap hal itu wajar, karena memang menjelang ulang tahun Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember.
"Memang tanggal 1 Desember kan harinya mereka, medekati hari-hari itu biasanya mereka melakukan aksi itu untuk menunjukan bahwa, 'ini lho aku masih ada,'" katanya.
Baca: Gagalkan Paripurna Istimewa Anies-Sandi, BK Sebut Ketua DPRD Bisa Dicopot
Kapolda Papua, Irjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan ada dua kelompok yang bertanggungjawab terhadap serangan-serangan terjadi belakangan ini.
Mereka adalah kelompok yang dipimpin oleh Sabinus Waker dan kelompok yang tadinya dipimpin Kelly Kwalik.
Selain berniat mengusung gagasan Papua merdeka, menurut Boy Rafli Amar, pihaknya mengendus ada kepentingan pasangan calon pada aksi-aksi mereka.
Baca: Rangkaian Prosesi Siraman Hingga Midodareni, Jokowi Akan Gendong Kahiyang Ayu
Ia memastikan bahwa Polisi akan berusaha agar sepak terjang mereka tidak mengganggu pelaksanaan Pilkada serentak 2018.
"Kita melihat ada motif-motif lain. kalau pilkada memang tidak bisa digeneralisir, tetapi ada indikasi dari hasil penelusuran kita kelompok-kelompok ini juga dapat dimanfaatkan oleh para Paslon untuk meraih dukungan. Jadi kita ada fakta-fakta ke arah itu," ujarnya.