TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, masuk dalam laporan International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) yang merilis Paradise Paper pada Minggu (5/11/2017) kemarin.
Paradise Papers berisi data-data rahasia mengenai finansial kaum berkuasa dan kaya.
Dilansir dari CNN Money, proyek tersebut didasarkan pada lebih dari 13,4 juta dokumen yang disimpan pada 1950 hingga 2016.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengklaim, Nusantara Energy Resources (NER) tidak pernah melakukan akitfitas apapun sejak didirikan.
Baca: Depresi di Tahanan Mapolres Purwakarta, Ujang Nekat Minum Sabun
Dalam laporan ICIJ, NER disebut bagian dari Nusantara Group, di mana sebagian sahamnya dikuasai oleh Prabowo.
Fadli menjelaskan, munculnya nama Nusantara Energy Resources ditengarai karena perusahaan tersebut terdaftar dalam bursa saham di negara tempat perusahaan itu dibentuk sekitar periode tahun 1999 hingga 2001.
"Setahu saya sejak didirikan tak pernah ada aktivitas apapun. Saya kira kalau ada nama seperti itu mungkin ada listing saja," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/11/2017).
Baca: Nyalakan Tiga Kipas Angin Ketika Tidur, Pria Ini Tidur Selamanya
Menurutnya, sampai saat ini belum melihat secara rinci laporan ICIJ. Fadli hanya meyakini, Prabowo itu tidak ada sangkut pautnya dengan NER.
"Pak Prabowo ada namanya atau tidak saya juga tidak tahu. Tapi tidak pernah ada aktivitas apapun terkait bisnis usaha," katanya.
Lebih lanjut Fadli mengatakan, sampai saat ini belum mendapat klarifikasi langsung dari Prabowo terkait hal tersebut.
Dirinya menjelaskan, Prabowo saat ini tengah berada di luar negeri hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.
Fadli juga enggan memastikan apakah Prabowo akan memberi keterangan resmi kepada publik terkait laporan tersebut.
"Beliau sedang di luar negeri, nanti kita tanyakan. Yang saya tahu apa yang dicantumkan di situ Prabowo tak terlibat," kata Fadli.
Diberitakan sebelumnya, Prabowo adalah direktur dan wakil ketua Sumber Daya Energi Nusantara yang terdaftar di Bermuda.
Perusahaan yang terdaftar pada tahun 2001 terdaftar sebagai "debitur yang buruk," menurut catatan Appleby dan ditutup pada tahun 2004.
Perusahaan Singapura yang juga bernama Nusantara Energy Resources sekarang menjadi bagian dari Grup Nusantara, sebuah perusahaan sumber daya yang sebagian dikendalikan oleh Prabowo.(*)