News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyanderaan di Papua

Menhan Minta Pembebasan 1.300 Sandera di Papua Tak Pakai Senjata

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Ryamizard Ryacudu didampingi Direktur utama PT Pindad, Abraham Mose (kelima dari kanan), mencoba senjata sejenis CZ 805 Bren A1 di sela-sela acara Sarasehan Industri Pertahanan di PT Pindad, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Senin (18/9/2017). Pada acara tersebut, Menhan juga meninjau secara langsung kesiapan progress medium tank beserta turret 105 mm kerja sama dengan CMI Defense Belgia. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu berharap kasus penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap 1.300 warga yang bermukim di  Mimika, Papua, bisa diselesaikan tanpa baku tembak.

"Mudah-mudahan tidak perlu pakai senjatalah, bila perlu saya ke situlah," ujarnya kepada wartawan di kanto Kemenhan, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).

Dalam kesempatan itu ia mengakui punya pengalaman dalam bernegosiasi dengan penyandera saat memimpin Pasukan Garuda di Kamboja, pada tahun 1992 lalu.

Baca: Penyanderaan Ribuan Warga di Papua, Ini Prioritas TNI

Ryamizard Ryacudu yang saat itu masih berpangkat Letkol, berhasil membebaskan sejumlah perwira yang berasal dari berbagai negara, yang disandera pasukan Khmer Merah.

Namun demikian, ia  mau tidak mau mengganggu pekerjaan dari pejabat Polri dan TNI yang saat ini tengah mengupayakan pembebasan sandera di Papua.

Ia juga mengaku belum pernah sama sekali meminta laporan perkembangan operasi dari pejabat-pejabat di Papua.

"Kenapa saya belum menanayakan, karena biarkan mereka menyelesaikan dulu, kalau sudah selesai, saya tanyakan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini