TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alumni 212 akan menggelar sebuah kongres berskala nasional selama tiga hari yakni sejak 30 November - 1 Desember 2017 di Asrama haji Pondok Gede, Jakarta.
Salah satu anggota, Bernard Abdul Jabbar, mengungkapkan tujuan umum dan khusus dari diadakannya Kongres Nasional Alumni 212 tersebut.
"Tujuan umum diadakannya Kongres Nasional Alumni 212 adalah untuk menghimpun kembali kekuatan umat Islam dalam berbagai aspek, juga mengingatkan kembali akan indahnya semangat kebersamaan dan persatuan," ujar Bernard dalam keterangan resminya, Minggu (26/11/2017).
Sementara tujuan khususnya, kata Bernard, adalah konsolidasi internal seluruh elemen yang tergabung didalam Presidium Alumni 212.
Selain dari hal tersebut, perhelatan kongres tentunya juga akan menyikapi kondisi politik, sosial, hukum dan berbagai perkembangan terkini di Indonesia saat ini.
Baca: Ini Pertimbangan Bandara Internasional Lombok Ditutup Sampai Besok Pagi
Menurut Bernard semua anak bangsa harus tahu, bahwa dewasa ini terdapat masalah dan ancaman dihampir semua kehidupan.
Tidaklah mungkin permasalah-permasalahan itu bisa diselesaikan oleh sebagian kelompok saja.
Baginya, generasi umat Islam harus ambil peran dan memahami permasalahan yang kita hadapi secara sungguh-sungguh akan nasib bangsa dan umat Islam di masa yang akan datang.
Oleh karenanya, Bernard mengingatkan bahwa mengingat para pendiri bangsa Indonesia adalah para ulama maka sudah seharusnya kita harus merawat, menjaga dan mempertahankan NKRI ini.
"Kita semua tahu, keadaan dibawah rezim Jokowi ini bukan tidak ada kebaikan dan keberhasilannya, tetapi sisi buruknya berkembang dengan sangat cepat," lanjutnya.
Baca: Kata Pengacara, Habib Rizieq Akan Ikuti Reuni Akbar Alumni 212 di Monas
Pada ujungnya, dengan berbagai kelalaian dan sikap abai dan tidak belajar dari sejarah, bukan tidak mungkin nasib NKRI tinggal nama.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika Indonesia bisa terpecah belah menjadi negara-negara bagian dan bisa juga mengalami nasib seperti negeri melayu - Singapura yang didominasi oleh bukan etnis Melayu.