News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Munaslub Partai Golkar

Pengamat Pertanyakan Keseriusan Idrus Marham Ingin Jadi Ketua Umum Golkar

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Idrus Marham

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio masih meragukan keseriusan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham akan maju bertarung menjadi pengganti Setya Novanto.

"Apakah Idrus maju serius atau hanya untuk memperkuat daya tawar dia sebagai Sekjen Golkar, siapa pun ketuanya," ujar Hendri Satrio kepada Tribunnews.com, Rabu (29/11/2017).

Baca: Jennifer Dunn Pamer Perawatan Gigi Pakai Bahasa Inggris, Netizen Tepok Jidat Saking Belepotannya

Sebab saat Munas Bali, Idrus pernah mendeklarasikan diri maju tapi kemudian mundur dari kompetisi.

"Bila dia maju betul maka bagus buat Golkar karena kader akan kembali punya pilihan tambahan sebagai figur ketua selain, Airlangga Hartarto, Akom (Ade Komarudin) dan MS Hidayat," jelas Hendri Satrio.

Selain itu dia melihat juga Idrus maju untuk menyelamatkan rezim Setya Novanto di Golkar.

Bila benar opini kedua ini terjadi maka, menurutnya, peluang Idrus menang akan sangat besar mengingat suara Setya Novanto ke Airlangga sangat jauh bedanya.

"Malah suara Akom yang paling dekat dengan Setya Novanto aja sekitar 50% bedanya," jelasnya.

Tapi yang jelas kata dia, Munaslub adalah jalan keluar yang baik untuk Golkar di tengah merosotnya elektabilitasnya di tengah kasus hukum Setya Novanto.

"Masalah ini tidak terlalu besar bagi partai sebesar Golkar, masalahnya mau atau tidak memperbaiki dan menyelamatkan Golkar," tegasnya.

Sebelumnya Idrus Marham menegaskan, pencalonan Joko Widodo sebagai calon presiden dalam Pilpres tahun 2019, oleh Partai Golkar adalah hal yang final.

Hal itu diungkapkan Idrus saat bertemu Presiden Jokowi.

Menurutnya, dalam pertemuan itu Jokowi menyampaikan keinginanya agar Partai Golkar lebih maju ke depan.

"Nah bagi saya, gimana supaya Golkar maju, maka diperlukan kepemimpinan yang kuat. Dimana yangbersangkutan (calonnya) memiliki basis ideologis, konseptual, jaringan yang kuat," kata Idrus saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Rabu (29/11/2017).

Idrus yang mengaku siap menjadi ketua umum partai berlambang pohon beringin ini menjelaskan, menjadi orang nomor satu di Golkar itu bukan belajar memimpin, tetapi memimpin

"Apalagi jadi ketum, bukan belajar memimpin. Tapi menjadi pemimpin yang hakiki, yang otentik, untuk jadi pemimpin otentik maka itu tadi, perlu basis ideologi, konseptual dan jaringan yang mengakar," katanya.

Namun saat ditanya dirinya ingin membandingkan sosok yang disebut-sebut cocok menggantikan Setya Novanto, Idrus membantah.

"Bukan membandingi, itu ideal, siapapun yang bicara pasti bicara itu. Saya hanya ingin dipilih dan ada ridho Allah. Dan saya hormat kepada Pak Jokowi, karena selama ini sudah punya komitmen, gimana Golkar ini bisa maju, karena Golkar sudah dukung beliau, itu kan luar biasa," kata Idrus.

Diketahui, sejumlah pihak mendorong Golkar untuk segera menggelar Munaslub.

Namun DPP Partai Golkar sudah mengambil beberapa sikap dalam Rapat Pleno sebagai respons atas ditahannya Setya Novanto di Rumah Tahanan (Rutan) KPK pada hari Minggu (19/11/2017) lalu.

Dalam rapat tersebut diputuskan Idrus Marham menjadi Plt Ketum Golkar sampai ada keputusan praperadilan Setya Novanto. Selanjutnya jika praperadilan ditolak, Golkar akan meminta Novanto mundur dan digelar munaslub.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini