TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) mencatat saat ini Partai Gerindra menjadi pilihan masyarakat tertinggi dan disusul PDIP, Partai Demokrat, dan Partai Golkar.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Orkestra, Poempida Hidayatulloh, ketika Orkestra mengajukan pertanyaan jika Pemilu dilaksanakan hari ini, Anda akan memilih partai apa?
Menurutnya, berdasarkan hasil survei Orkestra, elektabilitas Gerindra menempati posisi teratas, dimana tingkat keterpilihannya mencapai 15,2 persen, di susul PDIP 12,5 persen, Demokrat 7,4 persen, Golkar 7,3 persen, PKS 5,8 persen, PKB 5,4 persen.
Kemudian PPP 3,4 persen, PAN 3,3 persen, Nasdem 3,3 persen, Perindo 2,9 persen, Hanura 2,4 persen, PSI 2,0 persen, PKPI 1,8 persen, PBB 1,6 persen, selebihnya 25,6 persen tidak menjawab atau tidak tahu.
"Survei nasional Orkestra ini dilakukan rentang waktu 6-20 November 2017, melibatkan 1.300 responden dari 34 provinsi di Indonesia dengan maksud mengukur elektabilitas Parpol dan Capres serta kinerja pemerintahan Jokowi-JK," ujar Poempida, Jakarta, Minggu (3/12/2017).
Poempida mengatakan, berdasarkan hasil survei tersebut telah menunjukkan terjadi perubahan peta kecenderungan pemilih dibanding Pemilu 2014, dimana saat itu PDIP menjadi pemenang dengan suara 18,95 persen.
"Pemilu 2019, memungkinkan terjadi perseteruan sengit tiga parpol besar yaitu Gerindra, PDIP, Demokrat, dengan Gerindra memiliki peluang besar memenangkan Pileg 2019," ujar Poempida.
Pendorong Gerindra menjadi pilihan tertinggi, kata Poempida, tidak terlepasa dari peran partai berlambang Kepala Garuda tersebut yang menempatkan diri sebagai partai bersikap kritis terhadap pemerintah, isu mengenai UU Ormas yang menggerus PDIP dan melambungkan Gerindra.
"Ditambah dengan Pilkada DKI 2017 dengan rentetan isu-isu penting tentang kepemimpinan muslim cukup merebut simpati publik yang mayoritas muslim," ujarnya.