Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menyampaikan hasil penelitian terhadap pemerintahan Jokowi-Jusuf kalla dalam menciptakan rasa aman kepada masyarakat Indonesia.
"Hasil survai Lemkapi yang kami lakukan menjelang akhir tahun 2017 ini menyebutkan 68,5 persen masyarakat menilai Presiden Joko Widodo sangat mampu memberikan rasa aman," ujar Presiden Lemkapi, Faisal Santiago.
Menurut hasil survei Lemkapi, hal ini terus meningkatkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Dalam hasil survei juga menyebutkan bahwa publik sangat puas dengan kebijakan Jokowi dalam mengelola keamanan dibawah Kapolri, Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang kini diteruskan oleh Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Baca: Istri dan Anak-anak Ahok Tetap Tegar Merayakan Natal di Mako Brimob
Sementara yang kurang puas menurut hasil penelitian Lemkapi adalah sebanyak 21,6 persen.
Menurut survei Lemkapi dalam penelitian ini, selain puas dan tidak puas ada pula indikator sangat puas dari responden yang jumlahnya 9,9 persen terhadap kebijakan keamanan dalam pemerintahan Jokowi.
Menurut Direktur Eksekutif, Edi Hasibuan, secara kualitatif tingkat penilaian dari masyarakat ini sangat tinggi karena angkanya di atas 65 persen.
"Dalam penelitian Lemkapi, sejumlah faktor yang membuat masyarakat percaya terhadap aparat keamanan antara lain faktor sinergisitas yang baik antara pimpinan Polri dan TNI," jelas Edi.
Faktor meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap polri dan TNI, serta faktor dukungan penuh dua lembaga keamanan ini terhadap kebijakan Presiden Jokowi.
Baca: Gede Ngurah Astika alias Sandi Otak Pembunuhan Aiptu Suanda
Lemkapi melakukan survei terhadap 1.000 responden di seluruh Indonesia dalam dua bulan yang dilakukan secara random di seluruh daerah kabupaten sejak 15 Oktober sampai 15 Desember 2017.
Survei ini menggunakan metode stratified multistage random (MSMR) dengan 1.000 responden yang tingkat usia minimal 17 tahun dengan margin error sekitar 2 persen dengan tingkat kepercayaan 97 persen.
Para responden menggunakan metode tatap muka dengan kuesioner oleh pewawancara yang sudah dilatih di setiap kabupaten di Indonesia.