Hal ini karena Indonesia adalah perwujudan Islam rahmatan lil alamin, yang beradab dan berbudaya, berdaulat, dan mampu melindungi umatnya yg beragam.
Penulis buku Masterpice Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie mengatakan, negara-negara Barat mulai bersimpatik kepada keberislaman ala Indonesia. Banyak negara Timur Tengah ingin meniru Indonesia, tapi mereka tidak memiliki "modal dasar" yngg cukup untuk mewujudkannya, yaitu cinta tanah air.
“Karena itu, pemimpin Indonesia selayanya tidak dapat dilepaskan dari sosok yang dapat menjaga dan memanifestasikan Islam yang moderat,rahmat lil alamin,” kata dia.
Dia menerangkan dalam survei Jaringansantri.com 27 Desember 2017, menunjukkan 98 persen dari 5.000 responden mengharapkan pemerintah memperkuat Islam yang moderat dan santun.
Bahkan, hampir 90 persen, masyarakat memandang bahwa ternyata isu SARA yang dimanfaatkan dalam menggoreng politik sektarian tidak menarik perhatian bagi masyarakat.
“Justru, saat ini masyarakat membutuhkan pemimpin negara yang santun dan merangkul semua kalangan,” ungkap dia.
Sementara itu, papar dia, dalam sejarahnya, hanya kalangan santri yang mampu menjadi representasi bagi kekuatan besar kelompok Islam yang moderat di Indonesia. Dalam konteks ini, munculnya Muhaimin Iskandar yang dinobatkan sebagai Panglima Santri Indonesia akan memberikan kekuatan bagi pemerintahan yang merangkul umat Islam.
INC yang berdiri pada 2017, adalah lembaga kajian dan riset yang bertujuan untuk membangun pemahaman dan mempromosikan Islam dan kebangsaan dalam perspektif rahmatan lil alamin.
Lembaga ini rutin menyelenggarkan diskusi rutin tentang turats ulama Nusantara, khazanah tafsir Nusantara, sufi Nusantara, kajian Alquran di Nusantara, Islam dan kebangsaan, diskusi, dan lain sebagainya.