News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilkada Jateng

Ganjar Pranowo: Mudah-mudahan Tidak Akan Ada Lagi Fitnah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan keterangan terkait pengusungan dirinya oleh Partai Demokrat usai penetapan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PD di Jakarta, Minggu (7/1/2017). Partai Demokrat secara resmi mengumumkan 17 pasangan bakal cagub-cawagub dalam pilkada 2018 dimana 14 orang dari 17 pasangan tersebut merupakan kadernya. TRIBUNNEWS/BAGAS SFAFII

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yakin isu keterlibatannya dengan kasus dugaan korupsi proyek e-KTP akan terus dimainkan seiring dengan kepastiannya maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 sebagai calon petahana.

"Sudah pasti, wong itu sudah kok sekarang, sudah, sudah ngomong dari dulu, tapi kan hampir semua yang disampaikan tidak terbukti," ujarnya kepada wartawan di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2017).

Baca: Perseru Serui Mulai Persiapkan Diri

Salah satu yang memberi kesaksian bahwa mantan anggota Komisi II DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menerima uang, adalah Muhammad Nazaruddin, yang merupakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat. Ganjar Pranowo disebutkan menerima uang 500 ribu dollar Amerika Serikat (AS), di ruang anggota Komisi II Mustokoweni, pada Oktober 2010.

Padahal Mustokoweni meninggal sekitar lima bulan sebelumnya, yakni Juni 2010.

Baca: Harry Kane Jadi Pahlawan Kemenangan Spurs Atas AFC Wimbledon

Ganjar disebut menerima uang dari pengusaha Andi Narogong, dan sang pengusaha yang kini sudah ditahan atas kasus korupsi itu, sudah menyangkal telah memberikan uang ke politisi PDIP itu. Menurut Ganjar Pranowo, tudingan bahwa ia menerima uang haram dalam kapasitasnya sebagai anggota DPR RI pada 2010 lalu, sama sekali tidak terbukti.

"Orang yang dituduh ngasih bilang nggak ngasih, waktunya keliru, tempatnya salah. Katanya yang ngasih di tempat salah satu orang yang sudah meninggal lama," ujarnya.

"Rekayasa kayaknya, menentang kehendak Allah sehingga lupa. Itu penting saya ceritakan dulu, kalau itu, sudah digoreng," ujarnya.

Namun ia mengaku senang jika ada yang terus mengait--ngaitkan dirinya dengan kasus e-KTP, karena dengan demikian kesempatannya memberikan klarifikasi menjadi lebih luas. Ganjar Pranowo berharap kedepannya semakin banyak masyarakat yang paham, apa sebenarnya yang terjadi.

"Tapi saya senanglah, artinya makin hari masyarakat makin tahu bagaimana integritas itu akan diuji. Itu yang ada, dan mudah-mudahan tidak akan ada lagi fitnah," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini