TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini Partai Golkar belum ada sosok Sekjen pengganti Idrus Marham yang tepat.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun disarankan untuk mempertimbangkan asal wilayah saat memilih sekjen.
Hal ini penting sebagai bentuk penghargaan terhadap wilayah-wilayah yang menjadi lumbung suara Golkar.
Menurut Politisi Partai Golkar Indra Jaya Piliang kepemimpinan Airlangga saat ini perlu memulai melakukan cara-cara politik modern, termasuk dengan memberikan reward tanpa punishment terhadap orang-orang atau wilayah-wilayah yang menjadi basis suara Golkar.
Salah satu wilayah yang mampu menjadi lumbung suara partai beringin tersebut kata dia, adalah Sumatera. Di pulau tersebut, Golkar sudah kokoh berdiri sejak lama.
“Selama ini, terbukti Partai Golkar kokoh di Sumatera, selain Sulawesi. Kokoh bukan hanya untuk Pemilu, Pilpres, tapi juga untuk rangkaian pilkada serentak tahun 2015 atau 2017,” kata Indra saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Bahkan jelas Indra, saat ini rata-rata pimpinan DPRD dan Kepala Daerah di Sumatera berasal dari Partai Golkar.
“Secara objektif, tentunya ini perlu reward, biar terjadi kompetisi sehat bagi setiap kawasan atau wilayah guna memenangkan kontestasi apapun, dengan kompensasi daerah bersangkutan bisa tempatkan kader-kader utama di tampuk pimpinan partai nasional,” ujar Indra.
Lalu, dia mencontohkan Golkar di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, di mana kedua Sekjennya berasal dari Jawa.
Sementara di era kepemimpinan Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, Sekjen Golkar berasal dari Sulawesi Selatan, namun besar di Jawa.
“Sumatera dan Kalimantan menunggu giliran, sebagaimana juga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua,” ujarnya.
“Tentu pemikiran ini di luar syarat-syarat utama Sekjen, seperti paham administrasi, organisasi, loyal kepada ketua umum, punya jaringan nasional, dan lain-lain.”tambah Indra.
Sebelumnya Guru Besar Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro menyarankan agar posisi sekretaris jenderal Partai Golkar diisi oleh pemuda.
Sebab, jiwa pemuda penuh dengan semangat perubahan. Ia kemudian menyebut salah satunya seperti politisi muda Golkar yakni Ahmad Doli Kurnia yang disebutnya sebagai tokoh muda Golkar yang selalu getol menyuarakan perubahan di tubuh Golkar.