News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Airlangga Perlu Pertimbangkan Sekjen Golkar dari Sumatera

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto saat menyerahkan Surat Keputusan penetapan kepada sejumlah bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang terjun di ajang Pilkada Serentak 2018 di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (5/1/2018). Calon yang menerima SK penetapan dari DPP Golkar, yakni pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajeck Shah di Pilgub Sumatera Utara, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilgub Jawa Timur, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar, pasangan Nurdin Halid-Abdul Aziz Qahar Mudzakkar di Pilgub Sulawesi Selatan. Selanjutnya, pasangan Bima Aria-Dedie A. Rachim di Pilwalkot Bogor, pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya-I Ketur Sukerta di Pulgub Bali, pasangan Alex Nurdin-Giri Amanda di Pilgub Sumatera Selatan, pasangan Lukas Enembe-Klemen Tinal di Pilgub Papua, serta pasangan Nyono Suharli-Subaidi Muchtar di Pilbup Jombang. Tribunnews/Jeprima

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini Partai Golkar belum ada sosok Sekjen pengganti Idrus Marham yang tepat.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun disarankan untuk mempertimbangkan asal wilayah saat memilih sekjen.

Hal ini penting sebagai bentuk penghargaan terhadap wilayah-wilayah yang menjadi lumbung suara Golkar.

Menurut Politisi Partai Golkar Indra Jaya Piliang kepemimpinan Airlangga saat ini perlu memulai melakukan cara-cara politik modern, termasuk dengan memberikan reward tanpa punishment terhadap orang-orang atau wilayah-wilayah yang menjadi basis suara Golkar.

Salah satu wilayah yang mampu menjadi lumbung suara partai beringin tersebut kata dia, adalah Sumatera. Di pulau tersebut, Golkar sudah kokoh berdiri sejak lama.

“Selama ini, terbukti Partai Golkar kokoh di Sumatera, selain Sulawesi. Kokoh bukan hanya untuk Pemilu, Pilpres, tapi juga untuk rangkaian pilkada serentak tahun 2015 atau 2017,” kata Indra saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Bahkan jelas Indra, saat ini rata-rata pimpinan DPRD dan Kepala Daerah di Sumatera berasal dari Partai Golkar.

“Secara objektif, tentunya ini perlu reward, biar terjadi kompetisi sehat bagi setiap kawasan atau wilayah guna memenangkan kontestasi apapun, dengan kompensasi daerah bersangkutan bisa tempatkan kader-kader utama di tampuk pimpinan partai nasional,” ujar Indra.

Lalu, dia mencontohkan Golkar di bawah kepemimpinan Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla, di mana kedua Sekjennya berasal dari Jawa.

Sementara di era kepemimpinan Aburizal Bakrie dan Setya Novanto, Sekjen Golkar berasal dari Sulawesi Selatan, namun besar di Jawa.

“Sumatera dan Kalimantan menunggu giliran, sebagaimana juga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua,” ujarnya.

“Tentu pemikiran ini di luar syarat-syarat utama Sekjen, seperti paham administrasi, organisasi, loyal kepada ketua umum, punya jaringan nasional, dan lain-lain.”tambah Indra.

Sebelumnya Guru Besar Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Siti Zuhro menyarankan agar posisi sekretaris jenderal Partai Golkar diisi oleh pemuda.

Sebab, jiwa pemuda penuh dengan semangat perubahan. Ia kemudian menyebut salah satunya seperti politisi muda Golkar yakni Ahmad Doli Kurnia yang disebutnya sebagai tokoh muda Golkar yang selalu getol menyuarakan perubahan di tubuh Golkar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini