TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Badan Pengawas Pemilu Jawa Barat (Bawaslu Jabar) berkomentar mengenai ucapan Presiden PKS Sohibul Iman yang menyinggung identitas kesukuan terkait Pilgub Jabar.
Ketua Bawaslu Jabar Harminus Koto menyayangkan pernyataan tersebut.
Sohibul Iman menyinggung identitas kesukuan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusungnya, Sudrajat - Ahmad Syaikhu dan membandingkannya dengan pasangan calon lain.
Baca: Ibu Ini Terancam Denda Rp 160 Juta Gara-gara Unggah Foto Anak Tanpa Izin
Presiden PKS itu sempat menyinggung soal isu Sunda dan keterkaitannya dengan pasangan calon gubernur Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi pada sejumlah kesempatan.
"Seharusnya hal-hal seperti itu tidak perlu disinggung karena itu daerah privat masing-masing orang. Kalau dia orang Sunda, Padang, Jawa dan lain-lain (lalu maju di pilkada) kan tidak salah karena Indonesia ini negara yang dari Sabang-Merauke terdapat banyak suku. Contohnya itu presiden kita (Joko Widodo) orang Jawa (sempat) maju di ibu kota (Pilgub DKI Jakarta)," ujar Harminus di Kantor Bappeda Jabar, Jalan Ir H Juanda Bandung, Kamis (11/1/2018).
Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya sebagai kekayaan bangsa.
Sehingga, identitas personal berkaitan dengan suku dan tenis tidak perlu dipermasalahkan dalam pilkada.
"Dalam kerangka ini (pilkada), ya berpolitiklah dengan program, visi dan misi. Kaya Saya (Ketua Bawaslu Jabar) juga orang Bukit Tinggi (Sumatera Barat)," kata Harminus.
Ia mengaku belum mendengar pernyataan Presiden PKS tersebut.
"Dalam konteks ini saya belum dengar, (kalau di media) mungkin ada tapi saya tidak lihat langsung," katanya.
"Untuk konteks ini saya berpikir positif saja, mungkin ada beliau memperkenalkan calonnya."
Baca: Pria Ini Nekat Tabrakkan Tank ke Supermarket Demi Curi Wine
Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta, ia menekankan soal pentingnya tidak menebar isu Suku, Ras dan Agama (SARA) serta etnis dan keyakinan.