News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Balkon Gedung BEI Roboh

Penuturan Mahasiswi Universitas Bina Dharma Saat Lantai yang Diinjaknya Runtuh

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban runtuhnya balkon lantai 2 Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada siang tadi, di ruang perawatan Tampera, lantai 4, RASL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang mahasiswi Universitas Bina Dharma, Bunga Febby terlihat masih lemah di ruang Unit Gawat Darurat RS Siloam Semanggi, Jakarta. Tubuhnya masih ditutupi selimut rumah sakit, tangannya kanannya masih terpasang infus.

Wajahnya terlihat pucat. Luka di dagunya tampak jelas, namun sesekali dia berusaha mengembangkan senyumnya.

Perlahan, Bunga menceritakan kejadian jatuhnya lantai Mezzanine di Tower II Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (15/1/2018) siang.

Mereka yang berangkat sebanyak 97 orang itu baru saja sampai saat jam makan siang. Ketika itu, dia bersama dengan sekira 40 mahasiswa lainnya didampingi oleh satu orang dosen yang akan mengarahkan ke beberapa ruangan yang ada di gedung tersebut.

"Kami ikut saja dosen yang ada di depan karena baru sampai juga," ucapnya dengan volume suara pelan.

Dia menjelaskan sempat terdengar suara seperti ledakan sesaat sebelum akhirnya dia jatuh ke lantai satu dengan teman-teman lainnya. Setelah itu, dia hanya melihat debu yang berterbangan dan beberapa bagian tubuhnya merasa sakit.

"Terjadi begitu saja. Saya tidak tahu, hanya merasa kaki sakit," tuturnya.

Hal yang sama juga diceritakan oleh Alvita, teman satu kampus Bunga. Alvita menguraikan hanya sebagian dari mereka yang sudah berada di lantai 1. Sisanya, masih harus melewati pemeriksaan dari petugas keamanan.

Dia mengaku sama sekali tidak tahu akan dibawa kemana oleh dosen yang membimbing. Pasalnya, saat itu juga tidak ada pihak dari Bursa Efek Indonesia yang menemani kunjungan mahasiswa tersebut.

"Tidak ada dari BEI yang menemani. Saya hanya melihat mereka datang saat kejadian sudah berlangsung," ujarnya.

Dia juga mengaku belum sempat melihat banyak ruangan yang ada di BEI sebelum kejadian nahas tersebut. Meski, dari beberapa kunjungan mahasiswa sebelumnya di Bursa Efek Indonesia, para mahasiswa akan diberikan sosialisasi di Mainhall lantai dasar.

"Belum sempat kemana-mana. Baru sampai, masuk pemeriksaan, terus naik ke lantai 1, mau naik ke lantai 2 menunggu elevator, terus tiba-tiba lantainya jatuh," urainya.

Baca: Anies: Becak Akan Hadir di DKI, Tapi Tidak di Jalan Raya

Baca: Jakarta Masih Menjanjikan untuk Bisnis Gedung Perkantoran

Baca: Kesaksian Sandra di Detik-detik Robohnya Lantai Balkon Tower 2 Gedung BEI

Alvita mengaku sudah diperbolehkan untuk pulang, tetapi, dia tetap bertahan untuk menunggu teman-temannya yang masih terbaring lemah di rumah sakit.

Dia dan teman-teman lainnya pun menunggu kepastian kelanjutan study tour yang rencananya berjalan 12 hari dengan rute Palembang-Jakarta-Bali-Lombok- Yogyakarta-Lampung dan kembali ke Palembang.

Kaji Penyebab

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto menjelaskan pihaknya masih akan terus mengkaji berbagai hal kemungkinan yang menjadi penyebab runtuhnya bangunan tersebut.

Kepolisian juga akan bekerja sama dengan pengelola gedung dan beberapa pihak lain untuk mencari tahu penyebab insiden yang mengakibatkan 77 orang tersebut.

"Kami masih akan mendalami hal ini dulu," jelasnya singkat.

Namun begitu, beberapa fakta sudah dapat diungkapkan dirinya. Pertama, Setyo memastikan bahwa runtuhnya bangunan bukan merupakan serangan bom dan tidak juga ditemukan adanya bahan peledak di lokasi reruntuhan.

"Kami pastikan tidak ada serangan bom," tegasnya.

Bukan hanya itu, dia juga menyatakan bahwa selama 20 tahun tidak ada renovasi gedung BEI, yakni semenjak 1998. Meski pihak pengelola gedung mengaku telah memenuhi persyaratan dalam kelaikan gedung setiap tahunnya.

"Tim forensik Polri sudah berada di lokasi. Kami belum bisa pastikan karena terlalu sumir," jelasnya.

Sementara itu, Direktur Cushman Wakefield Indonesia yang bertanggung jawab mengelola gedung, Farida Riyadi mengatakan setiap tahunnya Gedung BEI memenuhi persyaratan dan dilakukan pemeriksaan untuk izin sertifikat laik fungsi (SLF). Terakhir kali, gedung yang selesai dibangun pada 1998 itu diperiksa pada Mei 2017.

"Kita tidak ada yang menyalahi aturan. Tidak mungkin untuk kelas ini kita salahi aturan," kata dia.

Kendati demikian, dia menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pihak kepolisian dan konsultan struktur gedung untuk mengambil kesimpulan runtuhnya selasar lantai 1 tower II Gedung BEI Jakarta.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini