Menurut Jokowi, ia dan rombongan tiba di kota Kabul, Senin (29/1/2018) saat hujan salju tengah mengguyur ibu kota Afghanistan itu, siang tadi.
Setkab.go.id menyebutkan, Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana serta rombongan tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018) siang pukul 11.40 Waktu Setempat (WS) atau 14.10 WIB.
Udara sangat dingin, kisah Jokowi. Tapi Presiden Ashraf Ghani dan jajaran pemerintah Afghanistan menyambut saya dengan hangat.
"Saya melangkah dengan berpayung di atas karpet merah yang mulai tertimbun butir-butir salju. Di sisinya, pasukan jajar kehormatan tetap tegap memberi jalan," tulis Jokowi sembari memposting sebuah foto dalam laman Facebooknya @jokowi, Senin (29/1/2018) beberapa saat lalu.
Dalam foto tersebut, Presiden Jokowi mengenakan setela jas hitam berpadu dasi merah dan syal di leher, ketika bersama Presiden Afghanistan melangkah dengan berpayung di atas karpet merah yang mulai tertimbun butir-butir salju.
Kendati hanya sehari, bagi Jokowi, ini kunjungan bersejarah.
Karena terakhir kalinya Presiden Republik Indonesia ke Afghanistan adalah kunjungan kenegaraan Presiden Sukarno pada tahun 1961.
Doa untuk kedamaian Afghanistan pun dipanjatkan Presiden Jokowi.
"Terima kasih Presiden Ashraf Ghani, terima kasih Afghanistan, yang telah menyambut saya dengan hangat. Semoga Allah SWT menganugerahkan kedamaian di negeri ini," ucapnya.
Pada postingan sebelumnya, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa di hari keenam lawatannya ke lima negara di Asia, ia terbang menuju Kabul, Afghanistan dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
"Seharian penuh di Kabul, saya akan bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, lalu Majelis Perdamaian Tinggi Afghanistan, dan mengunjungi Istana Darul Aman," jelasnya.
Beberapa hari lalu, Jokowi menjelaskan, kota ini diguncang bom mobil menggunakan ambulans, yang menewaskan lebih seratus orang.
"Lalu pagi ini terdengar kabar serangkaian ledakan juga terdengar di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer," ucap Jokowi jelang keberangkatannya ke Kabul.
Seperti yang ia sampaikan di depan Parlemen Pakistan, hari Jumat lalu, umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik, perang dan terorisme.