TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik senior KPK Novel Baswedan mengkonfirmasi rencana kepulangannya ke Indonesia pasca-sepuluh bulan menjalani rangkaian operasi mata di rumah sakit di Singapura, pada Kamis (22/2/2018) besok.
Novel mengaku kondisi dua matanya belum pulih seperti semula meski telah diizinkan pulang ke Indonesia. Bagian mata kirinya tertutup selaput pasca-operasi 12 Februari 2018 kemarin.
"Kalau sekarang, mata kanan saya stabil dan mata kiri saya belum bisa lihat, Alhamdulillah," ungkap Novel melalui pesan Whatsapp dari Singapura, Selasa (20/2) malam.
Novel masih perlu bolak-balik dari Jakarta ke Singapura untuk pengecekkan hasil operasi mata sebelumnya dan persiapan untuk operasi tahap kedua.
Ia belum bisa memastikan kapan akan menjalani operasi kedua untuk matanya. Informasi yang didapatnya, jadwal operasi di rumah sakit General Hospital Singapore pada Maret sampai April tahun ini terbilang padat.
Selain itu, dokter yang menanganinya juga masih harus melihat hasil pemulihan pasca-operasi mata pada 12 Februari lalu. Ia berharap bisa mendapat jadwal operasi pada bulan April tahun ini. "Syukur-syukur saya dapat di bulan April," ujarnya.
Baca: Polri: Kepulangan Novel Baswedan Mempermudah Penyidikan
Rencananya, Novel Baswedan pulang ke Jakarta pada Kamis, 22 Februari 2018, setelah 317 hari atau sekitar 10 bulan menjalani rangkaian operasi dan perawatan mata di rumah sakit di Singapura.
Dua mata Novel mengalami kerusakan hingga sempat tidak bisa melihat akibat penyiraman air keras oleh dua pemotor tak dikenal sepulang melaksanakan Salat Subuh di masjid dekat rumah, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 11 April 2017.
Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Tito Karnavian telah membentuk tim gabungan dari unsur Mabes Polri, polda hingga polres untuk penyelidikan kasus tersebut.
Namun, penyelidikan demi penyelidikan disertai rilis sketsa wajah terduga pelaku selama 10 bulan tidak berujung pada pengungkapan pelaku, motif maupun aktor penyerangan tersebut.
Bahkan, hingga kepulangan Novel ke tanah air, kepolisian belum mampu mengungkap kasus penyerangan. (Tribun Network/git/coz)