Laporan Reporter Warta Kota, Rangga Baskoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Roma Hutajulu mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pengelola ojek online (ojol) guna memperbaiki sistem rekrutmen.
Perbaikan integritas dan mentalitas diperlukan agar para pengemudi ojol bisa berlaku lebih sopan saat konvoi mengiringi jenazah.
"Saya rasa, perlu ada perbaikan dalam sistem rekrutmen gojek dan grab bike. Akan saya sampaikan agar ada pendidikan buat mereka," ujar Roma di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Senin (5/3/2018).
Selain itu, ia juga mengharapkan agar para pengemudi ojol bisa mengkoordinasikan pengawalan dengan pihak kepolisian lantaran konvoi jenazah bisa berpotensi mengganggu kenyamanan pengguna jalan lain akibat banyaknya ojol yang berpartisipasi seperti pada kejadian kemarin.
Baca: Wow, Hotman Paris Beli Dasi Seharga 2 Toyota Kijang Usai Tangani Kepailitan di Singapura
Baca: Yusril Ihza: Negara Bisa Kacau Kalau Terjadi Calon Presiden Tunggal di Pilpres 2019
Baca: Suzuki Carry Dicuri, Terguling Saat Dibawa Kabur karena Tumpukan Batu
"Bayangkan itu mereka dari RSUD Tangerang konvoi sampai TKP di Jalan Letjend Suprapto, mereka sambil jalan mengajak teman-temannya untuk ikut konvoi mengantarkan jenazah. Semakin ke Jakarta semakin banyak," ujarnya.
Terdapat kabar bahwa ada pihak dari ojol yang terserempet, saat pengemudi mobil Nissan X-Trail mencoba untuk melarikan diri lantaran tertekan. Kapolres pun mempersilahkan para ojol untuk melaporkannya ke pihak kepolisian.
"Kalau memang ada yang diserempet di TKP kedua (dekat Underpass Senen), silakan dilaporkan. Karena kerugianya materiil, bukan formil. Saya tegaskan bahwa saya tidak segan-segan, akan saya tindak," katanya.
Meski begitu, pihaknya masih akan berfokus untuk menyelidiki kasus pengrusakan dan pengeroyokan terhadap 3 orang penumpang mobil.
"Tapi, itu kan kejadian di TKP kedua, untuk kasus ini, kami harus melihat kejadiannya secara utuh yang berarti dari TKP pertama sampai ketiga. Jarak dari Pangkalan Asem sampai Underpass Senen itu kurang lebih 1 kilometer," ujarnya.
Roma mempertanyakan maksud para ojol yang mengejar mobil tersebut padahal saat itu sedang mengiringi jenazah temannya yang baru saja meninggal.
"Bayangkan, Pangkalan Asem berbelok ke kiri menuju Galur, Abdul Gani, Tanah Tinggi ke Underpass Senen. Jauh enggak? Bayangkan dikejar segitu jauh. Pengemudi enggak berdaya di TKP ketiga hingga berusaha menyelamatkan diri. Ada upaya apa mengejar sampai 1 kilometer? Ini yang kami ungkap," kata Roma.
"Mohon maaf, misalnya teman kita meninggal, kok malah ngurusin ngejar-ngejar mobil sampai gebuk-gebuk begitu. Bayangkan saja, kita mengantarkan dari rumah duka yang seharusnya sampai dengan selamat, nyatanya apa?"
Oleh sebab itu, untuk sementara waktu pihak kepolisian menetapkan dua orang ojol sebagai tersangka berinisial SN (38) dan UY (49) lantaran tindakannya yang arogan.
"Kita bicara psikologis massa. Bahwa pemicu kejadiannya adalah di TKP ke satu, mobilnya sudah dipukul-pukul, saat pengemudi mobil itu membunyikan klaksonnya, " katanya.
Sehingga, pengemudi ojol terpancing.