TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar diskusi publik bertajuk "Tawaran Agenda Perempuan PSI".
Diskusi ini menyoroti isu tentang partisipasi perempuan dalam berpolitik yang masih rendah.
"Sejumlah peraturan mewajibkan parpol setidaknya 30 persen perempuan dalam strukturnya, namun faktanya masih jauh di bawah itu," kata Bendahara Umum PSI Suci Mayangsari di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).
Partai yang disebut-sebut sebagai partai anak muda itu, memaparkan data mengenai jumlah perempuan di dunia politik Indonesia.
Suci menjelaskan PSI pernah menggungat UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilu ke MK dan meminta angka 30% tidak hanya berlaku di pemerintah pusat tapi hingga di kecamatan.
"Sayangnya permintaan review kami ditolak. Perlu diketahui selama satu dekade belum pernah ada capaian 30%. Di 2017 bahkan ada penurunan," ungkap Suci.
Baca: Perempuan Korban Kekerasan Di Indonesia Masih Sulit Akses Bantuan
Suci memamerkan PSI sebagai parpol peserta pemilu 2019, dengan persentase keterwakilan perempuan tertinggi, yaitu 66,66 persen.
"Bisa bro dan sis lihat, PSI memiliki presentasi tertinggi dibandingkan parpol lain yang hanya menyentuh angka 30-an persen," terang Suci disambut tepuk tangan meriah anggota PSI.
PSI menjanjikan kepentingan perempuan akan dibawa ke parlemen. Suci menjelaskan partai yang didominasi kaum milenial itu akan mewakili kaum perempuan.
"Tidak hanya kuantitas, tapi juga kualitas. PSI usahakan ada partisipasi perempuan berpolitik dan ada perspektif gender pada setiap pengambilan keputusan," pungkas Suci.