TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) mengkritik keputusan Dewan Pimpinan (DPP) Golkar yang melakukan pergantian Ketua Fraksi Golkar dari Robert Kardinal ke Melchias Markus Mekeng.
Pasalnya menurut Inisiator GMPG Sirajudin Abdul Wahab pergantian tersebut dilakukan secara mendadak dan tanpa mekanisme internal partai.
"Keputusan tersebut menunjukan bahwa pergantian itu murni keinginan Airlangga Hartarto, karena terkesan mendadak dan tanpa melalui mekanisme dan prosedur rapat internal DPP Partai Golkar, sebagaimana diatur dalam peraturan oraganisasi," kata Sirajudin, Selasa, (13/3/2018).
Dengan adanya pergantian yang tidak sesuai mekanisme tersebut menurut Sirajudin menandakan bahwa kepemimpinan Airlangga Hartarto tidak membawa perubahan. Apalagi Mekeng yang ditunjuk Airlangga itu sering disebut disebut dalam persidangan .
"Itu menunjukan bahwa Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga sama sekali tidak mencerminkan adanya perubahan tata kelola organisasi menjadi lebih baik dan sehat," katanya.
Airlangga menurutnya masih melestarikan budaya pendekatan kekuasaan oligarkhis dalam membangun partai dengan hanya menempatkan orang-orang dekatnya saja pada jabatan-jabatan strategis.
"Pergantian itu juga menambah keyakinan publik bahwa Airlangga Hartarto tidak konsisten dan telah keluar dari janjinya membangun “Golkar Bersih”, sebagaimana yang dia janjikan pada kampanye sebelum Munaslub dan terpilih sebagai Ketua Umum," katanya.
Pengangkatan Melchias Marcus Mekeng sebagai Ketua FPG DPR RI dapat juga menimbulkan spekulasi adanya upaya Airlangga Hartarto dalam melindungi Mekeng dari kasus megaskandal korupsi e-KTP, serta akan dapat merusak citra Partai Golkar kembali.