TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Golkar melakukan sejumlah perombakan pimpinan Komisi di DPR.
Ketua Fraksi Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan perombakan dilakukan untuk penyegaran dan memberikan kesempatan kepada kader Golkar lainnya memimpin komisi atau alat kelengkapan dewan.
"Karena kader-kader itu harus bisa dilatih untuk memimpin. Mimpin komisi, pansus, tempat-tempat yang lain agar suatu saat kalau dibutuhkan negara untuk menjadi tempat lain mereka sudah biasa memimpin. Jadi ini latihan untuk bisa menjadi seorang pemimpin," ujar Mekeng di ruang Fraksi Golkar, Rabu (28/3/2018).
Baca: Turnamen Bulutangkis Daihatsu Astec Open 2018 kunjungi Makassar
Ada pun mereka yang dirotasi yakni Wakil ketua Komisi I Meutya Hafidz digantikan oleh Satya Yudha yang sebelumnya di Komisi VII. Komisi V Muhidin Said diganti Ibnu Mundzir, lalu Komisi VI Bowo Sidik Pangarso diganti Dito Ganindito.
"Di komisi 7 Satya Yudha diganti Eni Saragih. Komisi 8 Nur Rahmat diganti Ace Hasan Syadzily . Komisi 9 Syamsul Bahri diganti Ihsan. Komisi X Ferdiansyah diganti Hetifah," katanya.
Ia sendiri menurut Mekeng masih menjabat Ketua Komisi XI. Ketua Umum Airlangga Hartarto masih menimbang nimbang sosok yang akan menggantikannya di komisi tersebut.
"Pastinya akan diganti karena saya tidak mungkin pegang tiga jabatan, tapi saya tunggu instruksi dan arahan aja," katanya.
Sementara itu untuk alat kelengkapan dewan, wakil ketua Badan Legislasi Firman Soebagyo akan digantikan Sarmudji.
Menurut Mekeng sebagian besar tidak mengalami rotasi karena terbilang baru. Salah satunya Kahar Mudzakar yang baru di Komisi III menggantikan Bambang Soesatyo (Bamsoet) yang menjadi Ketua DPR.
"Zainuddin masih baru, Kahar masih baru. Masa baru mimpin udah ini. Kalau yang udah dua tahun oke lah, gantian lah. Nanti orang lain tidak punya kesempatan memimpin," pungkasnya.