News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Kesal Sering Dituding Antek Asing dan Komunis: Itu Tidak Beradab

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyayangkan sejumlah pandangan negatif yang dituduhkan kepadanya belakangan ini.

Menurut Jokowi, hal itu menjadi upaya untuk melemahkan soliditas bangsa Indonesia.

Baca: Tanggapan Novel Atas Aksi Aris Budiman yang Membeberkan Kebobrokan KPK

Saat berbicara dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018, di Bogor, Jawa barat, pada Sabtu, 7 April 2018, Kepala Negara menegaskan tuduhan-tuduhan itu sama sekali tidak berdasar

"Banyak yang ingin melemahkan bangsa kita dengan cara-cara yang tidak beradab. Ngomongin isu antek asing, tuding-tuding ke saya. Jokowi itu antek asing," ujar Jokowi dalam keterangan tertulisnya.

Jokowi juga sering kali dituduhkan sebagai seorang anggota PKI yang berhaluan komunis.

"Ada gambar di medsos seperti ini. Ini waktu D.N. Aidit pidato tahun 1955. Saya belum lahir sudah (disebut) jejer sama D.N. Aidit. Ini isu apa-apaan. Tidak beradab seperti itu," tuturnya sambil menunjukkan gambar dimaksud.

Tak sampai di situ, pembangunan infrastruktur yang menjadi program utama pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menjadi sasaran tuduhan.

"Kita mengerti bahwa membangun itu memang terkadang ada yang salah atau khilaf. Itu yang kita benahi. Kita ini manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," sambungnya.

Selain itu, belakangan, muncul pihak tertentu yang melakukan provokasi terhadap isu jumlah utang negara kita. Bahkan, sampai menuliskan utang Indonesia kini mencapai Rp4.000 triliun tanpa rincian yang memadai.

"Saya dilantik utangnya (Indonesia) sudah Rp2.700 triliun. Saya bicara apa adanya. Bunganya setiap tahun Rp250 triliun. Kalau empat tahun sudah tambah Rp1.000 triliun. Mengerti gak ini? Supaya mengerti, jangan dipikir saya utang sebesar itu," ujarnya merinci.

Meski demikian, Kepala Negara mengaku tak ambil pusing dengan itu semua. Baginya, yang terpenting saat ini ialah tetap bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Sekarang ini masyarakat juga makin matang, makin dewasa. Semakin mengerti mana yang isu, fitnah, hoaks, kabar bohong. Sudah mengerti semuanya," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini