Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanggal 11 April 2018, menandakan tepat satu tahun kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan berlalu. Dua pelaku penyiram air keras masih berkeliaran bebas.
Novel disiram air keras selepas melaksanakan salat subuh berjemaah. Novel harus menjalani perawatan dan pengobatan di Singapura untuk memulihkan penglihatan kedua matanya.
Baca: Pemasok Lady Escort di Jerman Sebut Ada Politisi Indonesia yang Jadi Pelanggan Mereka
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengklaim terdapat perkembangan dari kasus tersebut.
"Ada perkembangannya," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Argo mengatakan, penyidik masih mencari pelaku penyerangan, serta mencari keterangan dari saksi-saksi. Terutama melalui nomor hotline kasus Novel Baswedan 081398844474.
"Seperti hotline ada saksi tambahan, kita akan masih terus mencari," ujar Argo.
Seluruh perkembangan kasus penyerangan terhadap Novel, ucap Argo, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis menyampaikan ke KPK.
"Kapolda setiap mendapatkan informasi perkembangan pasti kita sampaikan ke pimpinan Polri dan KPK," ujar Argo.
Novel Baswedan disiram air keras tepat satu tahun lalu oleh dua orang berboncengan sepeda motor. Penyerangan usai Novel pulang salat subuh di Masjid Al-Ikhsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Pusat Indonesia Automatic Fingerprint Identification System Polri bersama Australian Federal Police telah membuat sketsa wajah orang yang diduga penyerang Novel.
Sketsa berdasarkan rekaman closed-circuit television di tempat kejadian, dan berdasarkan keterangan dari 66 saksi.