News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Federasi Guru Seluruh Indonesia Sebut UNBK SMP di Hari Pertama 'Gaduh'

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah peserta menjawab soal Bahasa Indonesia yang tertera pada komputer saat pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 hari pertama di SMP Negeri 2, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Senin (23/4/2018). Pelaksanaan UNBK tingkat SMP di Kota Bandung serentak diselenggarakan di 245 sekolah yang diikuti sebanyak 37.186 peserta. Ujian akan berlangsung hingga Kamis (26/4/2018), dengan mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer atau UNBK pada SMP diwarnai kegaduhan.

Federasi Guru Seluruh Indonesia (FSGI) sudah menerima beberapa keluhan sejak persiapan UNBK 3 hari belakangan.

"Inilah yang terjadi, ketika siswa sudah siap berada di ruangan, terjadi kendala teknis yang ternyata karena server pusat katanya “maintenance” namun sudah menimbulkan kegaduhan bagi para proktor, teknisi, dan pengawas, terutama siswa," kata Sekjen FSGI Heru Pramono, di Jakarta, Senin (23/4/2018).

FSGI ujar Heru, menerima laporan dari kab. Simeuleu Aceh, Kota Binjai Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat , Rembang jawa Tengah serta beberapa sekolah di DKI.

Baca: Kemendikbud Sampaikan Permintaan Maaf Adanya Kendala UNBK Di Hari Pertama

Bahkan ada orang tua yang menelpon kami dan menceritakan kecemasan anaknya yang belum mulai ujian hingga jam 11.00 WIB.

Untuk itu, Heru mengatakan, FSGI memberikan rekomendasi sebagai berikut.

"Pertama, pihak kemendikbud harus memastikan informasi/edukasi tentang Manual UNBK dan troubleshooting CBT UNBK sampai kepada tim teknis sekolah. Selama ini Kemendikbud hanya mempercayakan kepada Tim Helpdesk UNBK yang jumlahnya masih sangat sedikit dan minim fasilitas," tutur Heru.

Selain itu, Kemendikbud perlu mencetak dan membagikan Buku Manual UNBK maupun Trobleshooting CBT ke sekolah-sekolah, bukan sekedar membagikan file yang sulit di buka.

Dengan cara membagikan buku sekaligus akan menunjang budaya membaca kepada tim sekolah.

"Yang terakhir, mempermudan atau memperbanyak sarana komunikasi atau informasi antara pusat dan sekolah. Sehingga jika ada informasi atau kendala tidak hanya di berikan melalui web UNBK yang tidak setiap saat dibuka, tetapi bisa melalui sarana WA maupun aplikasi lainya," jelasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini