TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ke 10 roadshow Jawa Timur, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyempatkan diri mengunjungi Pondok Pesantren Darussalam Modern Gontor Ponorogo, Selasa (24/4/2018).
Kehadiran Zulkifli Hasan disambut langsung pimpinan pesantren KH Hasan Abdul Sahal, KH Syamsul Hadi Abdan, dan pengasuh ponpes Gontor lainnya.
Kepada para Kyai dan Ulama yang menyambutnya di Gontor, Zulkifli Hasan menyampaikan, maksud kedatangannya adalah mohon doa dan nasihat dari para Kyai dan Ulama
"Amanat jabatan ini sepenuhnya untuk menfaat bagi rakyat dan maslahat untuk ummat. Karena itu saya mohon doa dan nasihat dari beliau para Kyai dan Ulama," kata Zulkifli Hasan dalam keterangan yang diterima.
Zulkifli Hasan mengaku punya kesan tersendiri terhadap Pondok Modern Gontor.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku sangat terkesan dengan metode dan kurikulum yang dikembangkan Gontor untuk memajukan santri
"Karena itu waktu beliau Imam Masjid New York Shamsi Ali akan mendirikan Pesantren Nusantara, saya langsung usulkan untuk mengadopsi sistem dan kurikulun di Gontor," katanya.
Kehadiran Gontor, lanjut Zulkifli Hasan menjadi penyejuk di tengah muncul salah persepsi terhadap Islam. Islam diidentikkan dengan bom bunuh diri, kekerasan, dan radikalisme.
"Kita perlu tokoh-tokoh Islam yang bisa berdialog dengan dunia luar, di sinilah pentingnya peran Gontor," katanya.
Kiai Hasan Abdul Sahal menambahkan, banyak orang alergi mendengar istilah syariat.
"Dikira syariat itu sama dengan ekstremisme, kekerasan, poligami, dan hal lain yang dianggap negatif," katanya.
Padahal, tambah Kiai Hasan, syariat adalah keseluruhan cara hidup seorang muslim.
"Orang lain heran melihat anak-anak kita mencium tangan orangtuanya dan orang tua menyangi anaknya. Itulah syariat," kata Kiai Hasan.
Kiai Hasan menegaskan komitmen Gontor untuk berjuang di jalur pendidikan.
Bagi Kyai Hasan, inilah jalur perjuangan memajukan Islam sebagai Rahmatan lil'alamin.
"Semoga dengan pendidikan, Gontor bisa berkhidmat memberi manfaat buat ummat," katanya.