Dunia digital kini sudah berkembang secara luas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal perekonomian.
Kemajuan internet dan media sosial turut berpotensi membantu perkembangan bisnis usaha mikro kecil menengah (UMKM). Bahkan, pendapatan para pelakunya pun bisa meningkat hingga 80 persen.
UMKM berkontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi negara, apalagi 62,57% dari PDB (Product Domestic Bruto) Indonesia berasal dari UMKM. Di tahun 2016 saja, Kementerian Koperasi dan UKM berhasil menambah devisa negara sebesar Rp88,45 miliar atau meningkat sebanyak delapan kali.
Dengan demikian UMKM dianggap memiliki peran strategis dalam memerangi kemiskinan, dan pengangguran.
Maka dari itu, tak heran jika pemerintah sedang marak-maraknya mendukung para pelaku UMKM untuk ‘go online’ atau memasarkan produk-produknya secara daring.
Sayangnya, berdasarkan data dari Direktur Lembaga Layanan Pemasaran dan UMKM Kemenkop, Emilia Suhemi , saat ini baru ada 3,97 juta UMKM dari total 60 juta yang menjajakan barang dagangannya secara online.
Padahal dengan mengembangkan penjualan online, pelaku UMKM terbantu dari sisi pemasukan, branding produk, skala pasar serta daya saing.
Pemerintah pun senang, karena kontribusi UMKM terhadap perekonomian negara bertambah besar.
Tidak usah khawatir lagi berjualan online di marketplace, karena toko-toko online tanah air telah membuat sistem terbaik yang memanfaatkan teknologi terkini sehingga tidak ada lagi kesalahan pada saat penjualan produk ataupun dalam sistem keuangannya.
UMKM juga tidak perlu membutuhkan modal sewa tempat, yang biasanya selalu menjadi penghalang bagi UMKM untuk berjualan.
Jadi, Go Online itu gampang. Go Online itu gratis!
Dalam program Go Online ini, terdapat beberapa e-commerce yang digandeng oleh Kominfo. Diantaranya Bukalapak, Tokopedia, Blibli, Shopee, Blanja.com, dan Lazada.