Hal tersebut yang membuat PSI menggelar seleksi transparan, sehingga publik mengetahui bahwa masih banyak sosok terbaik yang dimiliki negara ini untuk menjadi wakil rakyat.
"Sekali lagi dengan maksud bahwa institusi DPR adalah sebuah institusi yang terhormat, institusi yang mestinya (diisi) orang-orang terbaik dari bangsa ini yang bekerja dan berdedikasi di gedung tersebut," kata Raja Juli.
Ia pun menyayangkan proses seleksi caleg yang selama ini masih dilakukan secara tertutup.
Sehingga masyarakat tidak bisa mengakses dan melihat lebih dekat siapa sosok yang hendak mencalonkan diri sebagai caleg itu.
Ia berharap apa yang dilakukan PSI bisa menjadi pelopor bagi partai lainnya dalam melakukan seleksi transparan.
"Namun sayang pasca reformasi kita melihat proses seleksi calon anggota legislatif itu masih dilakukan melalui ruang-ruang tertutup, dengan prosesi-prosesi yang tidak dapat diakses oleh publik," kata Raja Juli.
Dalam proses penyeleksian tersebut, PSI menggandeng sejumlah tokoh independen sebagai panelis.
Beberapa diantaranya meliputi mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto, Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI) Ade Armando, Pakar Hukum Tata Negara dan Pendiri Sekolah Hukum Jentera Bivitri Susanti.