Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Hanif Dhakiri mengatakan bahwa setidaknya terdapat tiga masalah yang dihadapi 2,8 Tenaga Kerja Indonesia yang lahir setiap tahunnya.
Pertama, kelompok angkatan kerja yang kemampuan dan pendidikannya tidak cocok dan dibutuhkan dunia industri.
Baca: Prabowo Subianto: Kita Bukan Antiasing Tapi Pikirkan Rakyat Kita Dulu
Kedua, kelompok angkatan kerja yang memiliki kemampuan di bawah yang diharapkan oleh dunia industri.
Ketiga, tingginya kelompok pekerja miskin yang berjumlah 60 persen dari 128 juta angkatan kerja yang jika masuk ke industri padat karya tidak memiliki karir.
Hal itu diungkapkan Hanif usai memberikan sambutan pada Final Liga Pekerja Indoensia (Lipesia) 2018 di GOR Soemantri Brodjonegoro, Setia Budi Jakarta Selatan pada Selasa (1/5/2018).
"Rata-rata pendidikannya hanya SD dan SMP itu sekitar 60% dari 128 juta angkatan kerja kita. Jadi mayoritas kalo masuk ke industri padat karya mereka nggak punya karir," kata Hanif.
Baca: Prabowo Subianto: Jangan Benci Orang Asing
Untuk itu, menurutnya kini pemerintah sedang menyiapkan solusi atas masalah-masalah tersebut.
Satu solusinya antara lain memberikan kelompok pekerja miskin untuk meningkatkan kemampuannya (upskilling).
Hanif mengharapkan agar dengan meningkatnya kemampuan para pekerja miskin tersebut dapat meningkatkan jabatan, upah, serta kesejahteraan para pekerja.
Baca: Di Depan Buruh, Prabowo Menyatakan Siap Maju Pilpres 2019
"Yang nggak punya karir ini mereka kita berikan kesempatan sehingga bisa ikut upskilling. Misalnya meningkatkan skillnya sehingga mereka juga jabatannya meningkat, upahnya meningkat dan at the end kesejahteraannya meningkat," kata Hanif.