TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta para elite politik tak ikut memprovakasi para pendukungnya melalui hate speech maupun penyebaran berita hoax saat Pemilu 2019.
Menurut politikus Golkar itu, elite politik justru harus memberikan pencerahan sehingga potensi geseken antar pendukung bisa dielakan.
"Para elite politik harus kedepankan kepentingan bangsa dan negara. Jangan mementingkan ego pribadi maupun kelompoknya semata," ujar mantan Ketua Komisi III DPR RI ini di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
"Mari bersama-sama memberikan pencerahan kepada khalayak umum. Bukan malah aktif menjadi agen penyebar kebencian," tegas Bamsoet, demikian sapaanya.
Baca: Ahmad Dhani Takut Gayanya dalam Sidang Kasus Ujaran Kebencian Ditiru Jokowi, Seperti Apa Sih?
Ia pun mengajak semua elemen bangsa bekerjasama menciptakan pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemilu 2019 yang kondusif, damai dan aman.
Karena dia tegaskan, Pemilu merupakan momentum membangun Indonesia terus ke arah yang lebih baik. Bukan malah menjadi ajang permusuhan antar sesama anak bangsa.
"Jangan sampai Pemilu 2019 malah menciptakan jurang permusuhan antar anak bangsa. Sejatinya, Pemilu adalah hajatan kita bersama, sebagai upaya memilih nakhoda yang akan membawa kapal besar Indonesia menuju kemakmuran dan kesejahteraan," pesannya.
Bamsoet menuturkan akan banyak tantangan dan dinamika yang dihadapi pada Pemilu 2019.
Penyelenggaraan Pileg dan Pilpres yang dilakukan secara bersamaan akan membuat koalisi partai politik dibangun sejak awal.
Dia mengingatkan, koalisi bukan lagi dibangun karena pragmatisme politik semata, melainkan karena adanya kesadaran dan kesamaan pandangan dalam melihat kemana arah masa depan Indonesia.
"Efeknya, koalisi partai politik akan memanaskan mesinnya sejak awal. Pertarungan antar partai politik maupun kandidat pasangan capres-cawapres yang sengit tak akan bisa dihindarkan."
"Namun saya percaya, dengan kedewasaan politik kita tidak akan menciderai Pemilu 2019 dengan berbagai hal tak terpuji. Persaingan sengit, bukan berarti kita bisa bebas saling sikut satu sama lain," jelas Bamsoet.(*)