TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno menyindir banyaknya bermunculan lembaga survei amatiran yang memanfaatkan agenda demokrasi yang saat ini sedang ramai dan bersemi.
Hal itu dikatakan Hendrawan menyusul keluarnya hasil survei Indonesia Network Selection Survei(INES) yang dalam hasilnya menyebut elektabilitas Prabowo Subianto unggul jauh dengan perolehan suara sebesar 54,50% mengalahkan Joko Widodo yang hanya memperoleh suara sebesar 26,10%.
"Sekarang bermunculan lembaga survei amatiran, memanfaatkan industri demokrasi yang sedang bersemi, menggunakan slogan yang super pragmatis maju tak gentar membela yang bayar," ujar Hendrawan.
Hendrawan meminta agar INES terang terangan membeberkan afiliasinya dengan bakal capres tertentu.
Ia juga meminta penjelasan lebih lanjut soal metode survei yang digunakan INES dalam menentukan elektabilitas bakal calon presiden 2019.
"Kalau kami bisa diyakinkan dengan metodologi yang digunakan, kejelasan afiliasi lembaga tersebut dengan bacalon presiden, reputasi para penelitinya, baru kami akan usulkan ke MURI untuk dapat predikat kira-kira sebagai 'Lembaga Survei dengan Hasil yang Paling Mengejutkan'," ujar Hendrawan.
Indonesia Network Election survei (INES) merilis hasil survei terhadap elektabilitas bakal calon presiden 2019.
Berbeda dengan kebanyakan hasil survei lembaga lainnya, survei INES menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto jauh mengungguli pentahana Joko Widodo (Jokowi).
Menggunakan pertanyaan tertutup, Prabowo unggul dengan perolehan suara di atas 54,50%.
Sementara Jokowi mendapatkan 26,10%, Gatot Nurmantyo 9,10%, dan tokoh lain 10,30%.
Sementara itu, dalam pertanyaan terbuka, Prabowo unggul 50,20%, Jokowi 27,70%, Gatot Nurmantyo 7,40%, dan tokoh lain 14,70%.