TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebelum resmi menikah, Danvy Sekartaji Indri Haryanti Rukmana (Sekar) dan Ajie Sulistiyo Dwi Putra Maryulis (Ajie) telah melangsungkan beberapa tradisi pernikahan adat Jawa khususnya Yogyakarta sejak Jumat Wage (4/5/2018).
Acara tersebut dimulai dengan pembacaan Tahlil, Pasang Bleketepe (anyaman daun kelapa sebagai simbol diselenggarakan hajatan mantu) di rumah Sekar di Jalan Yusuf Adiwinata SH.
Kemudian acara dilanjutkan dengan Pasang Tuwuhan (berbagai tumbuhan produktif di tempat tempat tertentu sebagai simbol "tumbuhnya kehidupan melalui pernikahan" dan janur kuning sebagai penangkal energi negatif), pembacaan khotmil Qur'an dari Institut Ilmu Al Qur'an, pembacaan riwayat Nabi Muhammad Saw, pencatatan pernikahan oleh petugas pencatat nikah, Bucalan (prosesi tolak bala') dan penyajian Ubo Rampe Majemukan.
Makna dari keseluruhan prosesi hari pertama pernikahan Sekar Rukmana dan Ajie tersebut merupakan bentuk munajat kepada Tuhan Yang Maha Esa agar prosesi pernikahan sebagai pintu memasuki kehidupan yang baru, "keluarga", senantiasa memperoleh ridho dan perlindungan Nya.
Kemudian pada Sabtu Kliwon (5/5/2018) diselenggarakan acara Sungkeman (mencium kaki ibu), Siraman dari air yang diambil dari tujuh mata air, Potong Rikmo (potong rambut mempelai perempuan), Kerik, Paes, Dodol Dawet, Dulang Pungkasan (memotong tumpeng), Tanem Rikmo (menanam rambut) dan Midodareni.
Sungkeman dengan Sungkem Ngaras (sujud mencium kaki) yang dilakukan calon penganten perempuan (Sekar) kepada orang tua yang disaksikan pinisepuh keluarga.
Sungkeman merupakan prosesi permohonan doa restu dan izin untuk memasuki hidup baru (hidup berkeluarga) oleh calon penganten putri kepada kedua orang tua yang disertai permohonan maaf atas semua kesalahan.
Dalam proses tersebut, calon pengantin putri juga membasuh kedua kaki orang tuanya.