TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koruptor dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) Samadikun Hartono membayar uang pengganti kerugian negara yang dikorupsinya sebanyak Rp 87 miliar kepada negara melalui jaksa eksekutor.
Uang puluhan miliar tersebut diangkut dengan satu troli saat hendak dibawa masuk ke dalam tempat penyimpanan Plaza Bank Mandiri Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (17/5/2018).
Samadikun yang tengah menjalani hukuman di Lapas Salemba Jakarta Pusat membayarkan uang pengganti kerugian negara tersebut melalui transfer yang dilakukan oleh tim penasihat hukumnya ke Bank Mandiri sebagai rujukan penyetoran uang pengganti jaksa eksekutor.
Jaksa eksekutor yang diwakili oleh Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Tony Spontana bersama perwakilan Bank Mandiri, Wakil Direktur Utama Sulaiman Arif Arianto, menunjukkan barang bukti uang pengganti Rp 87 miliar tersebut di Gedung Plaza Mandiri.
Sebanyak uang Rp 87 miliar itu terdiri dari pecahan Rp 100 ribu yang dikemas dalam bal plastik.
Baca: Wanita Jepang Tuntut 10,56 Juta Yen karena Merasa Dipenjara 77 Hari di RS saat Usia 14 Tahun
Ada sebanyak sekitar 87 bal uang yang ditumpuk di atas dua meja dan ditunjukkan kepada awak media.
Setelah memberikan keterangan, tumpukan uang berjumlah Rp 87 miliar tersebut diangkut kembali ke dalam Bank Mandiri dengan sebuah troli.
Suara gesekan plastik terdengar jelas setiap kali petugas memindahkan bal tumpukan uang dari atas meja ke atas troli.
Sesekali petugas bank tersebut saat mengangkat bal berisi uang miliaran rupiah dengan kedua tangannya.
Dua petugas bank berseragam wearpack warna biru menarik troli berisi tumpukan uang Rp 87 miliar setinggi 1,5 meter itu.
Seorang petugas keamanan internal bank sampai ikut membantu mendorong tumpukan uang tersebut karena beratnya beban troli tersebut.
Bukan dari Jual Aset
Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Tony Spontana menjelaskan, penyetoran uang Rp 87 miliar dari pihak terpidana kasus BLBI Samadikun Hartono ini adalah bagian dari pelunasan pembayaran uang pengganti atas putusan perkaranya dengan total Rp 169.472.960.461.
"Ini kami di sini untuk memastikan sebagai simbol bahwa uang ini sudah pasti masuk ke rekening Bank Mandiri dan saya harus pastikan juga akan disetorkan ke kas negara," kata Tony.
Tony merinci, sebelumnya pihak Samadikun telah menyetorkan uang pengganti dengan mencicil sejak dia ditangkap di China dan dieksekusi pada April 2016.
Baca: Penembak 3 Teroris Dapat Pin Emas, Empat Polisi Lainnya Naik Pangkat