Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan aktivis 98 Adian Napitupulu menanggapi terkait survei Indo Barometer yang menyebut Presiden kedua RI Soeharto sebagai presiden yang berhasil.
Menurut Adian, hasil survei itu terbilang aneh lantaran perbandingan berkuasa jelas berbeda dari tiap-tiap presiden.
"kalau bicara perbandingannya Soeharto berkuasa 32 tahun, Bung Karno berkuasa 22 tahun dan Jokowi baru 3,5 tahun menuju 4 tahun sudah di posisi ketiga," kata Adian Napitupulu saat diskusi peringatan 20 tahun reformasi di Graha Pena 98, Kemang, Jakarta Selatan, Senin (21/5/2018).
Baca: 20 Tahun Reformasi, Adian Napitupulu: Aktor Intelektual Kerusuhan 98 Harus Diusut
"Coba artikan kalau bayangkan jokowi berkuasa 32 tahun, mungkin juga lebih banyak apa yang dia bisa bangun daripada Soeharto. Itu keanehan survei itu," tambahnya.
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini pun merasa survei tersebut tidak menunjukan unsur fair.
Dimana, hasil survei tidak disamakan dalam rentan waktu presiden tersebut memimpin.
Hal itu, kata Adian, menujukan kelemahan dalam survei tersebut.
"kalau ada sebuah survei seluruh posisi harusnya dibuat sama, misalnya survei terhadap Soeharto 4 tahun pertama dia berkuasa, survei terhadap Bung Karno 4 tahun berkuasa dan survei 4 tahun Jokowi berkuasa,"
"Sehingga rentan waktu yang berbeda-beda dalam kekuasaan ini bisa menjadi persoalan orang mempertanyakan validitas survei tersebut," papar Adian.
Diketahui, Presiden kedua RI Soeharto dinilai sebagai presiden yang paling berhasil dalam memimpin Indonesia.
Ini merupakan hasil survei Indo Barometer terhadap 1.200 responden pada 15 hingga 22 April 2018. Pengumpulan data survei dilaksanakan menggunakan teknik wawancara tatap muka responden melalui kuisioner.
"Sebanyak 32,9 persen responden memilih Soeharto sebagai presiden yang paling berhasil di Indonesia," ujar Direktur Eksektufi Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (20/5/2018).
Sementara, posisi berikutnya ditempati Soekarno 21,3 persen, Joko Widodo 17,8 persen, SBY 11,6 persen, Habibie 3,5 persen.