TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan berinisial M dari Dusun Bareng, Desa Dukuh, Tulungagung menangis sesenggukan saat ditanya kabar perihal anaknya IN (23).
M tidak menyangka, IN dideportasi dari Suriah karena diduga bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Sementara suaminya, R tidak mau bercerita seputar anaknya. Keduanya terlihat terpukul.
R mengaku diberi tahu bahwa IN dideportasi dari Suriah pada Sabtu (19/5/2018) malam.
“Kalau mau tahu ceritanya langsung saja ke Polsek atau Koramil. Kami sedang mendapat cobaan,” ucap R, saat ditemui SURYAMALANG.COM,Minggu (20/5/2018).
Baca: Dirjen Dukcapil Tepis Tudingan KTP-el yang Tercecer di Bogor Adalah Palsu
IN diketahui sudah tidak pernah pulang sejak pertengahan 2017.
Namun tidak ada yang tahu keberadaan mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung ini.
Menurut salah satu tetangga, IN pamit akan bekerja ke Kalimantan.
“Dia bilang ke orangtuanya bekerja ke Kalimatan. Di sana dia memberi les,” ujar sumber ini.
Selama ini keluarga IN juga dikenal bersosialisasi dengan baik.
Tidak pernah yang mencurigakan, seperti mengikuti pengajian yang tertutup atau kedatangan orang asing.
Karena itu warga meyakini, IN terkena pengaruh saat di kampus.
Baca: TransJakarta Buka Lowongan Pekerjaan Bagi Lulusan SMP, Ini Syaratnya
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Tulungagung, M Abdul Azis mengakui, jika IN pernah kuliah di kampus ini.
Namun IN sudah satu tahun tidak aktif kuliah.