Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono, mengungkapkan bahwa faham radikal mudah masuk ke dalam orang yang memiliki pergaulan sempit.
"Dalam kaitannya dengan keberagaman. Orang yang kenal keberagaman biasanya tidak radikal. Karena dia akan toleran mengenal sesuatu yang berbeda," ujar Hariyono dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (30/5/2018).
Baca: Candaan Bom, OSO: Jangan Memberikan Warning yang Mengandung Kecurigaan
Hariyono menjelaskan bahwa orang yang pergaulannya luas cenderung berpikiran terbuka.
Sehingga mudah menerima pemikiran orang lain.
"Orang yang pergaulannya luas biasanya dia tidak akan menjadi orang yang fanatik. Dia membiasakan berpikir yang terbuka dan dia toleran dalam kondisi semacam ini sesuai dengan hukum alam," jelas Hariyono.
Baca: Kapolri Sebut Anggota Polisi yang Ditangkap Di Jambi Diduga Terkena Ideologi Teroris
Hariyono menjelaskan bahwa berdasarkan sejarah nilai-nilai radikalisme ditanamkan oleh kolonial.
Hariyono menyebut para penjajah sengaja ingin menanamkan mental inlader atau inferior.
Baca: Ketua DPR Optimis Pengelolaan Zakat oleh Baznas Berdampak Pengentasan Kemiskinan
"Para penjajah ingin menghapus masa lalu bangsa kita yang gemilang. Orang inferior, inlander biasanya berpikiran sempit biasanya mudah digoda oleh kegaduhan. Ketika ada berita gaduh akal sehatnya tidak akan berkembang," ungkap Hariyono.