TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Hariyono mengaku terus berupaya memasukkan Pancasila sebagai kurikulum.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Mendikbud, antara lain bagaimana pelajaran Pancasila bisa berdiri sendiri bukan bagian dari pelajaran yang lain," ungkap Hariyono, usai menghadiri upacara Hari Kelahiran Pancasila di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).
Hariyono melanjutkan guna merealisasikan hal itu, diperlukan proses dan memakan waktu. Dia mengaku terus menggodok bersama dengan tim dari kementerian Dalam Negeri.
Sebelumnya, anggota Dewan Pengarah BPIP, Mahfud MD menjelaskan latar belakang terbentuknya BPIP, karena adanya ancaman terhadap ideologi Pancasila.
Diungkapkan Mahfud, hal ini didapat dari hasil survei yang menyebut 9 persen rakyat Indonesia tidak setuju dengan ideologi Pancasila. Menurutnya meski hanya 9 persen itu dapat merusak negara.
Masih menurut Mahfud, jumlah tersebut berkembang karena masih ada orang yang tidak tahu nilai Pancasila. Untuk mengatasi itu, dibentuk BPIP sebagai unit yang membantu presiden terkait ideologi.