Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bripka NL, anggota Polri di Polda Jambi saat ini tengah menjalani pemeriksaan karena diduga terpengaruh ideologi terorisme atau paham radikal.
Berkaca pada kasus ini, bukan tidak mungkin ada pula Aparatur Sipil Negara (ASN) yang juga terindikasi paham radikal. Menyikapi ini, Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) sudah mengambil langkah.
Baca: Mahfud MD dan PKS Berdamai di Hari Lahirnya Pancasila
Wakil Kepala BPIP, Profesor Hariyono menyatakan pihaknya berencana melakukan orientasi kebangsaan dengan lebih dulu berkoordinasi antar lembaga dan kementerian.
"Salah satu orientasi kebangsaan itu adalah memberikan wawasan pancasila dengan cara-cara kita, dengan begitu kita, tidak sekedar menyalahkan mereka karena harus kita akui, bahwa pasca reformasi wacana Pancasila itu hilang dari ruang publik," ungkap Hariyono, usai menghadiri upacara Kesaksian Pancasila di Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (1/6/2018).
Hariyono juga tidak menampik para ASN bisa terpapar paham radikal meski diawal mereka telah disumpah harus setia dengan pancasila dan Undang-Undang 1945.
"Ini tanggung jawab kita bersama bagaimana mengajak saudara-saudara kita kembali ke rumah kita yang sama yaitu Pancasila," tegasnya.
Baca: Kesaktian Pancasila di Momen Ramadan, Kepala BPIP Minta Semangat Berbagi Digelorakan
Soal teknis pelaksanaan orientasi kebangsaan, diungkap Hariyono bisa menggunakan beragam model seperti diskusi, diklat maupun kerja bakti. Itu semua disesuaikan dengan konteks dan problem yang ada di kementerian dan lembaga.
Sebelumnya, Bripka NL ditangkap tim Mabes Polri dan Polda Jambi pada Senin (28/5/2018) lalu. Kini masih didalami apakah yang bersangkutan bagian dari jaringan, simpatisan atau hanya main-main.